Home » Renungan » Akan Kuberitakan KebangkitanNya

Akan Kuberitakan KebangkitanNya

Matius 28:1-10

Hidup manusia diapit dua keadaan dalam tiap harinya, takut dan gembira. Melihat kondisi ekonomi keluarga yang sulit banyak orangtua takut tentang keadaan anak-anak di masa depan seperti apa. Namun di sisi lain kita bisa begitu gembira saat dalam kondisi yang sulit anak-anak ternyata mendapatkan beasiswa. Banyak orang juga takut atas keadaan orang-orang yang mereka cintai sakit keras. Namun di sisi lain kita gembira saat banyak orang memberi dukungan doa dan materi yang dibutuhkan untuk kesembuhan orang yang kita kasihi. Sebagai warga negara kita takut keadaan masa depan bangsa ini yang semakin hari kelompok radikal terus menebar teror atas nama agama. Di sisi lainnya kita gembira melihat maraknya kegiatan bersama antar umat beriman di sekitar kita. Kita takut perubah-an iklim karena keserakahan manusia yang mengeksploitasi alam untuk kepentingan sekelompok orang. Di sisi lain gembira melihat burung-burung, bunga-bunga dan pohon-pohon rin-dang ditanam secara masif di lingkungan kita tinggal yang memberi keteduhan dan rasa nyaman.

Begitulah kehidupan silih berganti mewarnai kita, takut dan gembira. Dalam berita kebangkitan Yesus dalam Injil Matius Minggu ini juga memuat dua keadaan dalam diri Maria Magdalena dan Maria yang lain saat menengok kubur Yesus. Mereka takut saat gempa bumi dan malaikat Tuhan turun menggulingkan batu itu. Namun di sisi lain setelah diberitakan bahwa Yesus telah bangkit dan diperintah Malaikat Tuhan untuk mengabarkan kepada murid-murid Yesus maka bersuka-citalah mereka. Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar.

Apa yang terjadi pada mereka adalah pergi membawa dan akan memberitakan berita kebangkitan Yesus itu dengan perasaan takut dan sukacita yang besar. Perayaan Paskah di satu sisi adalah perayaan sukacita yang besar. Namun di sisi lain juga secara kemanusiaan diliputi rasa takut. Yang paling penting adalah bahwa setiap orang percaya diajak untuk pergi memberitakan bahwa Yesus telah bangkit.

Kisah kebangkitan Yesus dalam Matius 28:1-10 ini adalah peris-tiwa yang melibatkan kekuatan alam yang dahsyat mengiringi kehadiran Malaikat. Sama dahsyatnya dengan suasana kematian Yesus dimana kegelapan menguasai keadaan waktu itu dan diikuti gempa bumi yang membuat tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah, juga bukit-bukit batu terbelah (Mat. 27: 51). Di sisi dahsyatnya berita kebangkitan Yesus ini justru dipasrahkan Malaikat kepada perempuan-perempuan yang hatinya campur aduk antara ketakutan dan sukacita besar untuk menyampaikannya kepada para murid.

Kedua perempuan itu pun segera pergi dari kubur dengan takut sekaligus dengan sukacita yang besar. Mereka berlari cepat-cepat, seolah tidak sabar untuk memberitakan berita itu kepada murid-murid Yesus. Tetapi sebelum mereka bertemu dengan para murid, Yesus menampakkan diri kepada mereka dan memberi salam “Salam Bagimu.” Mereka mendekatinya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Perintah perutusan yang sudah disampaikan oleh malaikat sekarang disampaikan sendiri oleh Yesus, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”

Galilea adalah tempat perutusan, dimana Yesus menyampaikan berita pertobatan kepada bangsa-bangsa yang diam dalam kegelapan (Mat. 4: 16) dan menemukan murid-murid pertama yang dipanggil-Nya untuk ikut menjala manusia (Mat. 4: 1-22). Berbeda dengan Yerusalem tempat dimana Yesus ditolak, dihakimi dengan tidak jujur dan dihukum mati. Galilea adalah titik awal berita kebangkitan Yesus Kristus tersampaikan ke semua orang di seluruh dunia. Seperti nasihat Rasul Petrus kepada keluarga Kornelius dalam Kis. 10: 34-43, bahwa Allah tidak membedakan orang. Pernyataan ini berkaitan dengan karya keselamatan Allah melalui Yesus Kristus yang adalah Tuhan semua orang, baik orang Yahudi maupun non Yahudi. Pelayanan Yesus yang disertai Roh Kudus, dimana Ia mengajar, menyembuhkan yang sakit dan yang dikuasai iblis, telah menyapa semua orang. Wejangan ini diakhiri dengan penegasan dari ajaran Paulus yaitu setiap orang menerima pengampunan, keselamatan atau didamaikan oleh iman dalam Yesus.

Keterangan saksi dalam Kisah Para Rasul menjadi penting. Seorang saksi-lah dengan kuasa Roh Kudus yang akan menyaksikan atau menceritakan melalui hidup sehari-hari tentang kebangkitan Kristus ini. Sebagai seorang saksi dalam nasihat Rasul Paulus dalam Surat Kolose adalah seorang yang mencari perkara yang di atas, yaitu perkara-perkara rohani. Perkara yang menjadikan seorang saksi hidup tidak lagi terseret oleh hal-hal duniawi, melainkan membangun harapan dalam hidup ini bersama Kristus. Hidup menakutkan, hidup sukacita tak perlu ditentangkan dan ditiadakan, melainkan dengan keadaan kadang takut dan kadang sukacita, seorang saksi memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang baik bagi dunia ini. Paskahh tahun 2020, dari Injil Matius, mengajak kita untuk bersikap apa adanya sebagai seorang saksi dalam mengabarkan berita kebangkitan Yesus Kristus. Ketakutan atau sikap sukacita atau keduanya bercampur aduk bukanlah halangan untuk menyelami peristiwa kebangkitan dalam kehidupan yang naik turun. Bahkan dalam keadaan yang sangat menusiawi, dalam suasana takut pun seorang saksi tetap dapat menyampaikan berita sukacita Paskah yaitu tetap menunjukkan hidup yang berpengharapan. Hidup yang berpengharapan itu hidup yang berani berbagi sukacita, berbagi kebaikan.

Bagikan :



Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja