Home » Bahan PA
Category Archives: Bahan PA
Materi PA Masa Paskah (16-21 Maret 2020)
Apakah Dunia Hanya Pasar?
(Yohanes 2:13-22)
PENGANTAR
Judul “Apakah Dunia Hanya Pasar?” ditulis oleh Jean Vanier dalam salah satu bab dari bukunya Tenggelam Dalam Misteri Yesus. Dengan menyebut pasar maka dunia menjadi tempat perebutan. Itulah yang kita saksikan saat ini. Dunia menjadi ruang perebutan kekuasaan. Dengan kekuasaan, orang berang-gapan segala hal bisa direguk dari dunia ini. Kalaupun relasi dijalin semuanya diukur dengan transaksi keuntungan belaka. Dunia semacam itulah yang kita hidupi saat ini. Dalam dunia semacam ini, jabatan, pangkat, kekayaan, dan kelompok mayoritas memiliki posisi tawar yang tinggi. Itu sebabnya diperebutkan dengan berbagai cara. Karena dunia adalah pasar, yang dikejar adalah keuntungan. Spiritualitas pun diukur dari pencapaian atau kedudukan.
Yesus mengajarkan dunia sebagai altar. Hidup adalah memper-sembahkan yang terbaik bagi Tuhan dan bagi kemanusiaan. Itu sebabnya Yesus rela berkorban, mengikuti jalan Tuhan yang menyesakkan. Itu pula yang membuat-Nya dikuasai kemarahan yang menyala-nyala, kala ibadah hanya sebatas keuntungan materi belaka.
MATERI PD MASA PASKAH 2020 (9-14 Maret 2020)
TULADHA KASETYAN SAKING SMIRMA
(Wahyu 2 : 8 – 11)
1. WEKDAL ENING
2. KIDUNG PAMUJI
KPK 112 : 1-3
GUSTI YÉSUS PANGÈN KULA
Gusti Yésus Pangen kula,
kula ménda kagungannya.
Dènnya nebus klayan rahnya,
mrih kula gesang slaminya.
Sang Kristus Pangèn utama
kang sampun ngetohken nyawa,
nebus kula saking dosa,
wah nuntun kula mring swarga.
Gusti ngayomi méndanya,
inguwalken sing rubéda,
mrih tan tiwas ing panandhang,
nging tansah manggih kabegjan.
Materi PA (2-8 Maret 2020)
BAHAN DASAR MASA PASKAH 2020
“PERCAYA DAN KATAKANLAH”
PENGANTAR
Sejak puluhan tahun yang lalu, selalu ada saja bullying / perundungan yang dialami oleh anak-anak Kristen terkait dengan agamanya. Bullying semakin menguat tatkala sekolah-sekolah negeri mulai didominasi oleh warna agama tertentu. Dominasi tersebut nampak melalui rumusan doa dari agama tertentu di saat upacara atau acara-acara bersama, juga melalui cara berpakaian. Hal ini terjadi pasca reformasi tahun 1998. Melaluinya Indonesia tidak hanya mengalami pembaruan di dalam tatanan pemerintahan, namun juga munculnya eforia kebebasan dimana-mana. Sel-sel radikalisme agama yang selama itu terbungkam seakan menemukan momentumnya untuk bangkit dan beraksi di bumi Pancasila.
Terkait radikalisme, menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu (periode 2014-2020) meminta kepada semua pihak agar mewaspadai munculnya benih-benih radikalisme di lingkungan pendidikan. Sementara itu, Komisi Nasional Perlin-dungan Anak juga pernah menyebutkan bahwa radikalisme sudah memasuki ruang kelas di sekolah-sekolah. Ironisnya, hal tersebut dilakukan oleh guru yang seharusnya mengajarkan bahwa paham tersebut berbahaya.
Materi PD (24-29 Februari 2020)
Gusti, ingkang kawula purugi sinten?
1. WEKDAL ENING
2. KIDUNG PAMUJI
KPK 18:1, 2 SIH KAMIRAHANIPUN ALLAH
3. PANDONGA
4. KIDUNG PAMUJI
KPK 261:1-3 TINEBUS BABAR PISAN
5. PAMAOSING KITAB SUCI:
YOKANAN 6: 66-71
6. WEDHARING SABDA
Gusti, ingkang kawula purugi sinten?
Gusti, ingkang kawula purugi sinten? Pitakènan punika dipun aturaken déning Pétrus dhumateng Gusti sasampunipun Gusti ndangu, “Apa kowé ora padha arep lunga uga? Pandangonipun Gusti Yésus punika kadhasaraken bilih kathah para sakabatipun Gusti mundur lan mboten ndhèrèkaken Gusti malih (Yok.6:66). Injil Yokanan nyariosaken kénging punapa kathah saking para sakabatipun Gusti Yésus sami mundur karana sami mboten saged nampi pangandikanipun Gusti Yésus ingkang dipun anggep keras (Yok. 6: 61). Ing tengahing kawontenan kathah ingkang sami nilaraken Gusti Yésus, Pétrus mboten tumut mundur. Piyambakipun tetep setya dhateng sedyanipun inggih punika ndhèrèk Gusti Yésus.
Materi PA (17-22 Februari 2020)
MEMBANGUN RUMAH DI ATAS BATU DAN DI ATAS PASIR
Bacaan : Mat. 7: 21 – 29)
I. PERTANYAAN AWAL
1. Apakah peserta PA ada yang pernah me-ngalami keragu-raguan atas iman-nya kepada Tuhan Yesus Juruselamat dunia? Jika hal itu terjadi, tentu karena ada se-bab-sebabnya! Sebutkan sebab-sebab itu!
2. Keadaan di sekitar kita (perihal kea-manan, ketidak-adilan, naiknya harga sembilan pokok kebutuhan, biaya kesehatan tinggi, biaya pendidikan tinggi dsb) dapat berpengaruh kuat tidaknya iman kita? Jelaskan!
3. Usaha-usaha apa saja untuk dapat memperteguh iman warga gereja? Sebutkan dengan bebas!
II. URAIAN BEBAS
Tidak semua orang yang beragama memang orang yang baik, hal ini dapat dilihat, bagaimana perilaku orang-orang Yahudi. Mereka menyebut Tuhan (Yahweh), namun mereka jauh dari Kerajaan Allah. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa “Mereka menyebut Aku Tuhan, tetapi mereka tidak akan masuk sorga. Sebab, pokok yang menentukan ialah apakah mereka taat kepada Bapa-Ku di sorga, atau tidak. Pada penghakiman banyak orang akan mengata-kan : Tuhan, Tuhan….”! “kami sudah mem-beritakan kepada orang lain tentang Engkau dan mengusir setan atas nama-Mu, serta banyak lagi perbuatan-perbuatan ajaib lain”. Tetapi Aku menjawab : “Kalian tidak pernah menjadi milik-Ku. Enyahlah dari pada-Ku. Perbuatan-perbuatanmu itu jahat”
“Semua orang yang mendengar ajaran-Ku dan menaatinya, mereka adalah bijaksana seperti orang yang membangun rumah di atas batu yang kukuh. Walaupun hujan turun dengan deras dan terjadi banjir, serta badai mengamuk menerpa rumah-nya, rumah itu tetap kukuh karena dibangun di atas batu”.
“Akan tetapi, mereka yang mendengar petunjuk-Ku tetapi mengabaikannya, mereka adalah bodoh seperti orang yang membangun rumahnya di atas pasir. Sebab, apabila hujan turun dan banjir melandanya, serta badai menerpanya, rumah itu akan roboh dengan bunyi yang dasyat”.
Orang-orang tercengang mendengar Tuhan Yesus berkhotbah, karena Ia berbicara penuh kuasa, lain sekali dari pemimpin-peminpin Yahudi mereka.
III. INFORMASI
Pendengar-pendengar Yesus, yang hidup di pinggir gurun, sadar sekali akan sifat pasir yang selalu bergeser dan tiba-tiba bergerak di bawah pengaruh angin. Di atas pasir orang menggunakan tenda sebagai tempat tinggal, bukan rumah. Mereka juga sadar sekali akan sifat air yang mudah membuat orang tertipu, karena mereka mengenal badai-badai yang hebat yang bisa terjadi
di Danau Galilea.
IV. RENUNGAN SINGKAT “DASAR YANG KUKUH”
Seperti rumah-rumah dari kartu (kertas tebal), hidup orang bodoh akan berantakan di bawah tekanan-tekanan yang ada. Apalagi jika tekanan itu begitu hebat. Kebanyakan orang tidak sengaja membangun di atas dasar yang palsu/tidak kuat atau yang kurang kukuh, mereka tidak terlalu berpikir tentang tujuan hidup mereka. Banyak orang menuju kehancuran bukan karena keras kepala, melainkan karena kepala “kosong” (tidak berpikir masak-masak dan cermat) dan tidak berpikir panjang.
Sebagian dari tugas kita sebagai orang Kristen adalah membantu orang lain agar mereka dapat berpikir terarah dan bertujuan jelas, ke arah mana hidup kita sedang bergerak, dan memberitahukan mereka akibat-akibat yang akan terjadi jika mereka (kita) mengabaikan pesan Kristus. Menaati Tuhan adalah seperti membangun rumah di atas dasar kukuh yang tetap berdiri teguh sekalipun ada badai menerpa. Kalau kehidupan kita tenang, seolah-olah dasar itu tidak banyak pengaruhnya (dianggap tidak penting). Namun jika terjadi krisis (apalagi krisis dalam berbagai bentuk/multi demensi), kita baru menyadari (dan terlambat) betapa perlunya sebelum mengambil keputusan, kita bergumul dalam doa, berpikir panjang, …..dan berserah kepada bimbingan Roh Kudus.
Dalam PPA GKJ dikemukakan dengan jelas, bahwa tugas Gereja (yang berarti juga tugas setiap warga gereja) adalah : bersaksi dan memelihara keselamatan iman warga gereja. Dalam situasi yang bagaimanapun bentuknya, dwi tugas itu harus berjalan dengan baik. Amin.
V. MATERI DISKUSI
1. Bagaimana usaha kita agar dasar iman kita tetap kukuh, bagaikan bangunan di atas dasar pondasi kuat/batu?
2. Usaha-usaha apa yang dapat dilaku-kan untuk “menolong” sesama warga gereja agar imannya tetap kukuh? Berikan beberapa contoh!
3. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan iman sesama warga gereja? Dan siapa saja yang terlibat dalam kegiatan kesaksian?