Home » Renungan » Imanuel : Pemenuhan Janji Pemulihan

Imanuel : Pemenuhan Janji Pemulihan

(Matius 1:18-25)

Banyak hal yang membuat orang tidak sanggup dan tidak berani melangkah. Salah satunya adalah ketakutan. Setiap orang pernah merasa takut dan memiliki sumber ketakutannya masing-masing. Hanya saja, seringkali yang terjadi ketakutan membuat seseorang melakukan sesuatu yang di luar batas logika kewajaran. Karena itu muncul dalam dunia kedokteran kata fobia. Menurut Wikipedia, fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Menarik, ada perbedaan “bahasa” antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika, sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Ketika berbicara rasa, tentu saja pengalaman fobia setiap orang akhirnya menjadi berbeda-beda, walaupun dengan kasus yang sama.

Wikipedia juga menegaskan, sebenarnya di dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subyek fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Fiksasi inilah yang seringkali juga dihinggapi oleh banyak orang (termasuk orang Kristen) ketika berhadapan dengan sumber-sumber ketakutannya secara intens, baik soal pekerjaan, rumah tangga, ekonomi, jodoh, usaha, pertemanan, dan lain sebagainya. Ada satu titik di mana seringkali orang Kristen mengalami tidak hanya mental yang terkunci, tetapi juga spritualitas yang terkunci. Spiritualitas yang tidak lagi bekerja secara semestinya tetapi hilang ditelan ketakutan-ketakutan logika serta rasa. Tidak ada lagi rasa damai, tenang, sukacita, dan mantap menjalani hidup tetapi penuh keraguan dan ketakutan. Apa penyebabnya? Apakah karena terus-menerus berhadapan dengan masalah? Orang hidup pasti punya masalah. Ataukah, jangan-jangan fiksasi spiritual itu muncul karena seseorang tidak mau menyadari dan mengakui ketakutannya serta belajar untuk berserah pada Tuhan di dalam hidupnya?

Lewat perenungan kali ini umat diingatkan untuk tetap percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka dalam ziarah kehidupan, sehingga mereka berani melangkah dalam iman, tidak takut, dan hidup di dalam kehendak Allah. Untuk percaya pada penyertaan, pertolongan dan janji Tuhan di tengah situasi yang sulit dan mencekam butuh iman yang mau selalu mendengarkan suara Tuhan dan petunjukNya. Apa yang dialami oleh raja Ahas dan Yusuf menunjukkan dua sikap yang berbeda dari umat percaya. Di tengah kegelisahan dan ketakutan yang dalam, Ahas memilih untuk memakai logikanya sendiri, ketimbang iman yang secara jelas dinyatakan kepada-Nya. Berbeda dengan Yusuf, di tengah keputusan besar yang harus diambil, ia memilih bersandar dan taat pada kehendak Allah, walaupun ia sendiri belum mengetahui perjalanan seperti apa yang ditempuh.

Dua sikap yang dipilih Ahas maupun Yusuf mungkin saat ini sedang digumulkan di tengah permasalahan dan ketakutan. Rasul Paulus mengingatkan bahwa sebagai hamba yang telah dipilih dan dikuduskan, maka hidup umat haruslah selalu taat, setia, dan percaya pada tuannya dalam segala situasi dan kondisi. Dengan itu, pemazmur berkata maka Tuhan akan bekerja dan memulihkan keadaan umat dengan caranya yang tidak terpikirkan oleh logika sekalipun melalui kedatangan Mesias. Kehadiran-Nya menggenapi janji Allah yang tidak akan pernah meninggalkan umatNya, mengiring perjalanan mereka dan menciptakan pemulihan holistik.

Dan janji itu tetap berlangsung bagi umat-Nya saat ini. Di tengah pergumulan hidup yang berat, Imanuel: Allah Beserta Kita, haruslah menjadi pegangan hidup sehingga dimampukan untuk menghadapi segala ketakutan hidup dan melangkah bersama Tuhan. Amin.

Bagikan :



Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja