1. SAAT TEDUH
2. NYANYIAN PUJIAN KJ. 392:1-2
‘KU BERBAHAGIA
‘Ku berbahagia, yakin teguh:
Yesus abadi kepunyaanku!
Aku waris-Nya, ‘ku ditebus,
ciptaan baru Rohulkudus.
Refrein:
Aku bernyanyi bahagia memuji
Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji
Yesus selamanya.
Pasrah sempurna, nikmat penuh;
suka sorgawi melimpahiku.
Lagu malaikat amat merdu;
kasih dan rahmat besertaku.
3. DOA PEMBUKA
4. NYANYIAN PUJIAN NKB. 133:1-2
SYUKUR PADA-MU, YA ALLAH
Syukur pada-Mu, ya Allah,
atas s’gala rahmat-Mu;
Syukur atas kecukupan
dari kasih-Mu penuh.
Syukur atas pekerjaan,
walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang
dari sanak dan teman.
Syukur atas bunga mawar,
harum, indah tak terp’ri.
Syukur atas awan hitam
dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka
yang ‘Kau b’ri tiap saat;
Dan Fiman-Mulah pelita
agar kami tak sesat
5. PEMBACAAN ALKITAB: Lukas 19:1-10
6. RENUNGAN
Kepercayaan pada seseorang bagaikan sebuah gelas kaca. Apabila sudah rusak dan pecah, maka akan sangat sulit untuk mengembalikannya. Oleh sebab itu penting sekali membina hubungan yang baik antar sesama. Namun dalam realitanya, hubungan antar manusia tak selalu baik. Terkadang ada dinamika antar hubungan tersebut. Bukan hanya antar manusia yang belum saling mengenal, bahkan yang sudah lama mengenalpun tidak selalu dihiasi dengan hubungan yang baik.
Dalam keluarga misalnya. Tak hanya keharmonisan yang ada. Namun ada juga perselisihan-perselisihan yang mewarnai kehidupan berkeluarga. Itu baru komunitas terkecil dalam masyarakat. Bila kita melihat ke komunitas yang lebih luas, pergesekan kepentingan terkadang menimbulkan konflik yang membuat hubungan atara satu orang dengan orang yang lain kurang harmonis. Hubungan antar komunitas satu dengan komunitas yang lain kurang harmonis. Bagaikan gelas kaca yang retak.
Hubungan demikian terjadi antara masyarakat Yahudi pada umumnya dengan sebagian orang yang bekerja sebagai pemungut cukai. Pada umumnya profesi pemungut cukai ini disingkirkan dari masyarakat karena dianggap bekerjasama dengan pemerintah Romawi yang pada saat itu sedang menguasai tanah Israel. Orang-orang Yahudi diwajibkan membayar pajak kepada pemerintah Romawi. Yang ditugaskan untuk memungut cukai atau pajak ini ialah sesama orang Yahudi karena mereka mengenal kehidupan dan kebiasaan sesamanya. Dengan demikian para pemungut cukai ini dianggap sebagai penghianat bangsa (Yahudi).
Zakheus dalam kisah kita merupakan kepala pemungut cukai. Jika pemungut cukai saja disingkirkan, apalagi pemimpin pemungut cukainya. Tidak sedikit orang antipati dan membenci Zakheus. Terjadi kerusakan hubungan antara Zakheus dengan orang-orang Yahudi. Terlebih lagi kepada orang orang yang dulu pernah ia tagih pajaknya. Dengan demikian terjadi kerusakan hubungan antara zakheus dan orang orang di sekitarnya.
Di sinilah Yesus melihat keretakan yang ada. Bukan sebuah kebetulan situasi ini dipakai Yesus untuk mengajarkan sesuatu pada pada murid dan pengikut-Nya. Pengajaran penting yang hendak disampaikan Yesus ada pada bagian akhir perikop ini. Ia berkata,
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (ay. 10)
Pada bagian inilah Yesus menjadi pemulih hubungan hubungan yang rusak. Ia sengaja pergi ke tempat Zakheus sebagai simbol bahwa Ia menerima keberadaan Zakheus. Pada umumnya orang-orang yang mau singgah ke tempat pemungut cukai adalah sesama pemungut cukai. Tidak banyak orang yang mau singgah ke pemungut cukai karena pandangan yang negatif mengenai profesi pemungut cukai. Bahkan banyak orang memandang sinis apa yang dilakukan Yesus dengan menumpang ke rumah Zakheus (ay. 7). Meski demikian, menerima keberadaan Zakheus bukan berarti Yesus setuju dengan apa yang dilakukan oleh Zakheus. Ia hanya menunjukkan bahwa untuk memulihkan hubungan, harus bersedia untuk menyapa semua pihak.
Dampak dari kehadiran Yesus ini luar biasa. Zakheus mengatakan,
“Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat” (ay. 8)
Dari pernyataan zakheus ini kita melihat bagaimana Zakheus hendak menemui (terlihat dari “kuberikan” dan “kukembalikan”) orang-orang yang membencinya. Zakheus mencoba untuk menyapa orang-orang yang dulu pernah ia peras maupun yang pernah berhubungan dengannya. Memang kisah ini tidak berlanjut mengenai bagaimana kelanjutan hubungan Zakheus dengan masyarakat umumnya.
Meski demikian, melalui kisah ini kita melihat bagaimana Yesus tidak tinggal diam ketika situasi kebencian mewarnai sekitarnya. Justru sebaliknya Ia mengusahakan pemulihan hubungan. Ia merajut kembali serpihan gelas kaca yang telah rusak dan merajutnya kembali. Inilah yang kita teladani dari Yesus.
Kita diingatkan untuk tidak tinggal diam ketika ada perselisihan terjadi di sekitar kita. Oleh sebab itu, kini kita diutus untuk melibatkan Yesus dalam memulai karya pemulihan. Kemudian melibatkan Roh Kudus agar memampukan kita menjadi pemulih-pemulih hubungan yang rusak. Selamat menjadi pemulih, agar nama Tuhan dikenal melalui hidup kita.
7. SAAT TEDUH
8. DOA SYAFAAT
9. NYANYIAN PUJIAN NKB. 193:1, 3
AKU HENDAK BERHATI TULUS
Aku hendak tetap berhati tulus
kar’na teman mempercayaiku.
Aku hendak tetap berjalan lurus,
kar’na teman t’lah mengasihiku;
kar’na teman t’lah mengasihiku.
Aku hendak tetap menjadi kawan
bagi yang hatinya penat, sendu.
Dan kasihku ingin t’rus ‘ku bagikan,
serta imbalan tiada ‘ku perlu;
serta imbalan tiada ‘ku perlu.