Home » Renungan » Mengalami Kelimpahan Allah

Mengalami Kelimpahan Allah

(Yohanes 2:1-11)

Yesus adalah Mesias, Sang Juru Selamat. Keselamatan dari Allah adalah berkat yang tak ternilai harganya. Terkadang kita lupa akan hal itu. Mengapa demikian? Karena banyak orang menghayati berkat dalam hidup hanya berupa hal-hal yang terkait dengan materi (kekayaan, jabatan, kesehatan, dsb). Keselamatan dalam Kristus adalah berkat yang tak terhitung jumlahnya. Keselamatan adalah kasih karunia Allah yang diberikan pada umat karena umat tidak berdaya mewujudkan dengan dayanya sendiri. Jika dikaitkan dengan Injil Yohanes 2:1-11, keselamatan dari Allah itu ibarat keberadaan tuan pemilik pesta yang tidak berdaya saat anggur di pestanya habis, namun tiba-tiba datanglah sumbangan anggur dalam jumlah banyak dan kualitas baik. Tak diduga, namun ada dan berlimpah. Dengan demikian keselamatan yang merupakan berkat itu mesti dibagikan. Kesediaan berbagi hidup muncul ketika hati penuh kelimpahan. Kelimpahan bermakna terbukanya diri memberi yang terbaik pada sesama karena dirinya merasa mendapat banyak pemberian dari Allah.

Hidup berkelimpahan merupakan hidup dengan berpusat pada Kristus. Ia adalah gambaran jelas tentang hidup berkelimpahan itu. Hidup-Nya berakar pada Bapa dan mengalirkan cinta kasih Bapa bagi kepentingan umat manusia. Hidup persekutuan umat percaya (gereja) mesti mengalirkan kasih Allah bagi sesama. Demikian juga dengan kehidupan pribadi, keluarga. Dengan berpusat pada Yesus yang megalirkan kasih Bapa, setiap orang percaya mengalami kelimpahan Allah dan bersiap membagikan kelimpahan itu kepada sesamanya.

Yohanes pasal 2 bercerita tentang peristiwa pernikahan di kampung Kana. Di berbagai tradisi Yahudi, pernikahan dirayakan dengan pesta yang diikuti oleh banyak undangan. Sahabat, kerabat, tetangga dan banyak orang diundang pada perhelatan itu. Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana. Apa maksud hari ketiga itu? Hari itu adalah tiga hari setelah Yohanes menunjuk kepada Yesus, ”Lihatlah Anak Domba Allah!” Hari itu juga hari di mana Yesus memanggil para murid (Yoh. 1:43-42). Oleh karena itu ketika pesta perkawinan di Kana digelar, Yesus diundang bersama murid-murid-Nya (ayat. 2). Selain Yesus dan murid-murid-Nya, Maria juga diundang di pesta perkawinan itu. Bisa jadi penyelenggara pesta memiliki kekerabatan dengan Yesus atau bertetangga dekat dengan rumah Maria.

Ketika pesta pernikahan digelar, ternyata mereka kehabisan anggur. Bagi orang Israel, kehabisan anggur dalam pesta akan menjadi aib. Dalam pesta masa itu, tamu-tamu yang tidak puas dengan hidangan sajian bisa merasa dirinya tidak diberi penghormatan oleh si pengundang. Anggur adalah minuman utama pesta perkawinan Yahudi, tentunya anggur yang melimpah menjadi sebuah tanda sukacita yang melimpah juga dalam pesta tersebut.

Mengetahui anggur habis, Maria berkata kepada Yesus,“Mereka kehabisan anggur”. Mengapa Maria mengatakannya kepada Yesus? Apakah Maria sekadar melaporkan keadaan atau mengharapkan mujizat dari Yesus? Ayat 4 menceritakan lebih, yaitu ada sebuah harapan dari Maria agar Yesus berbuat sesuatu untuk mengatasi keadaan. Maria berharap Yesus melakukan sesuatu. Maria tentu mengenal anaknya dengan berbagai peristiwa ajaib seputar kelahiran-Nya, dimana anaknya itu beberapa hari sebelumnya mendapatkan sebuah penyataan dari Yohanes Pembaptis mengenai identitas sebagai Mesias, serta anaknya itu telah dipercaya menjadi guru dan memiliki beberapa pengikut. Karena itu Maria berharap bahwa anak-Nya yang telah dewasa itu melakukan sesuatu di pesta perkawinan itu. Kepada Maria, Yesus menjawab, “Saatku belum tiba,” adalah respon dari Yesus (ayat 4). Maria tidak membantah atau berargumentasi dengan Yesus mengenai jawaban tersebut, melainkan ia menyiapkan para pelayan untuk pada waktunya melakukan sesuatu yang Yesus perintahkan kepada mereka. Tak berselang lama, Yesus berkata pada para pelayan agar mereka mengisi tempayan-tempayan penuh dengan air.

Orang Yahudi memiliki tempayan-tempayan air untuk pembasuhan kaki. Para pelayan mendengar permintaan Yesus sebab mereka telah beroleh pesan dari Maria agar melakukan apapun yang diperintahkan Yesus. Mereka mengambil air dan menuangnya ke dalam tempayan-tempayan itu. Para pelayan itu mungkin tidak mengerti apa yang Yesus coba lakukan. Meski demikian mereka tetap melakukan perintah Yesus. Setelah tempayan penuh, Yesus berkata, “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Kembali para pelayan melakukan perintah Yesus. Yesus tidak mengatakan kepada para pelayan bahwa air itu sudah menjadi anggur ataupun terlihat melakukan gerakan-gerakan yang menyakinkan untuk mengubah air tersebut. Hal ajaib terjadi. Pemimpin pesta meminumnya dan terheran dengan rasa anggur terbaik di pesta itu. Biasanya, anggur yang baik disajikan terlebih dahulu. Anggur yang Yesus buat saat itu adalah anggur terbaik dengan jumlah yang melimpah, beratus-ratus liter.

Kelimpahan dalam mujizat Yesus juga terceritakan dalam peristiwa pemberian makan banyak orang (Markus 6:30-44 dan paralelnya; Markus 8:1-10) yang tersisa begitu banyak makanan. Yesus memberi dalam kelimpahan. Pemimpin pesta mengira kelimpahan itu dari si pemilik rumah. Ia tidak tahu bahwa sumber kelimpahan itu adalah Yesus, Sang Mesias. Kehadiran Yesus mengubah kekurangan menjadi cukup, bahkan berkelimpahan. Kelimpahan itu dirayakan semua orang sehingga semua merasakan kegembiraan. Di balik semua itu, Yohanes bukan sekadar bercerita tentang kelimpahan anggur dalam pesta. Ia menyatakan bahwa mujizat Yesus itu menjadi tanda penyingkapan keselamatan. Dalam Yesus hidup berkelimpahan. Mujizat air menjadi anggur menyatakan tanda pertama (ayat 11) dari kemesiasan Yesus.

Setiap saat Allah menampakkan diri (epifani) kepada umat-Nya untuk menyatakan kasih karunia-Nya. Kasih karunia Allah hadir dalam segala peristiwa. Ada kalanya hadir menyapa dalam bentuk-bentuk yang mengesankan. Selain itu, Ia hadir dengan cara-cara biasa sehingga kasih karunia-Nya sering terabaikan alias tidak terperhatikan. Dengan kasih karunia-Nya, Allah menyatakan kelimpahan. Tujuan menyatakan kelimpahan adalah supaya umat membagikan kasih karunia Allah kepada sesama Amin

Bagikan :



Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja