Home » Renungan » Cinta Kristus : Daya Gerak Solidaritas

Cinta Kristus : Daya Gerak Solidaritas

Filipi 3: 4-14, Yohanes 12:1-8

Ada orang yang berpendapat bahwa memiliki relasi mendalam dengan Tuhan secara personal bisa membuat kita menjadi kurang peduli dengan sesama yang membutuhkan. Benarkah? Mungkin bisa saja demikian. Namun bukankah seharusnya cinta kepada Kristus secara personal justru mendorong rasa sayang kita kepada ciptaan-Nya? Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa sekarang ini banyak orang hanya beragama secara ritual semata namun tanpa hasrat kuat untuk berelasi dengan Tuhan. Benarkah demikian? Mungkin saja.

Melalui refleksi atas cinta Maria dan Paulus kepada Yesus dalam bacaan kita saat ini, kita belajar tentang betapa besarnya cinta ilahi kepada mereka serta betapa besarnya cinta mereka kepada Tuhan! Selanjutnya, cinta mereka tidak menghambat cinta kepada sesama namun justru meneguhkannya!

Paulus menuturkan alasan pilihannya untuk percaya kepada Kristus. Dibanding dengan banyak orang Yahudi lainnya, ia memiliki keistimewaan sebagai keturunan Yahudi. Bukan hanya secara genetis namun juga secara profesi: terdepan dalam prestasi keagamaan! Keberanian Paulus meninggalkan semua itu menunjukkan hasratnya yang begitu besar kepada Kristus. Kristus adalah value (nilai/keutamaan) tertinggi yang harus dipegang! Baginya, kepercayaan kepada Kristus adalah kebenaran sejati dibanding kebanggaannya terhadap ‘jalan Taurati’ dulu. Kemudian, dia menyatakan kerinduannya untuk mengenal Kristus lebih dalam, ‘have to deep, mutual, and totally relationship.’

Paulus menegaskan pilihannya untuk meninggalkan (letting go) kemelekatan pada hal-hal kebanggaan lahiriah, serta menegaskan keberaniannya untuk mengejar nilai utama: mengenal Kristus! Jangan sampai semua hal lahiriah itu menghambat pengenalan akan Kristus!

Kembali ke Betania! Ya, sebelum Paskah, Yesus dan para murid berkumpul kembali dengan keluarga Lazarus, Marta, dan Maria dalam jamuan makan. Ketegangan sedikit terjadi ketika Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal. Yudas Iskariot meradang dan mengkritik tindakan Maria tersebut yang dianggap menghamburkan uang. Yudas mengemukakan argumentasi rasional yang seolah membela kepentingan orang miskin. Jika minyak tersebut dijual 300 dinar, maka uangnya jauh lebih bermakna bagi orang-orang miskin. Jika 1 dinar sama dengan Rp. 150.000 (upah pekerja 1 hari), maka 300 dinar setara dengan Rp. 45.000.000! Sangat besar! Namun argumentasi tersebut sesungguhnya tidak diungkapkan dengan tulus untuk sungguh berempati kepada orang miskin melainkan karena nalurinya yang melekat dengan harta (ay. 6).

Bagi Yesus, spirit Maria adalah ekspresi cinta kasih yang besar terhadap Yesus yang melampaui hitung-hitungan material. Terlebih, Maria begitu bersyukur atas kebangkitan Lazarus, saudaranya, dari kematian (ps. 11). Kebahagiaan ini amat besar maknanya bagi Maria sehingga ia rela membasuh kaki Yesus dengan miliknya yang berharga sekalipun! Dan bagi Yesus, ekspresi cinta yang demikian tidaklah berlebihan namun justru menemukan momentumnya karena sebentar lagi Dia akan meninggalkan mereka. Ketepatan momentum tersebut dinyatakan Yesus dengan menegaskan bahwa Dia tidak akan selalu ada di antara mereka, sedangkan perhatian kepada orang miskin bisa dilakukan kapan saja karena orang miskin selalu ada di sekitar mereka.

Tindakan Maria memberi inspirasi mendalam tentang pusat/inti dari segala aksi. Cinta Kristus adalah sumber utama dari segala tindakan sosial kepada sesama. Dengan kata lain, jangan sampai perilaku sosial kita hanya berdasar cinta diri dan terlepas dari cinta Kristus!

Para tokoh dalam bacaan menerima limpahan cinta ilahi, terutama Maria dan Paulus. Mereka menyambut cinta ilahi tersebut dengan hasrat dan gairah besar untuk mendekat dan mengenal Kristus lebih dalam. Dan, pada gilirannya, cinta kepada Tuhan tersebut akan menjadi daya dorong bagi cinta kepada sesama. Keunikan cinta kepada Tuhan inilah yang kita hargai dan kita beri ruang untuk digumuli bersama, Amin.

Bagikan :



Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja