Home » Renungan » Dipulihkan Untuk Bersaksi

Dipulihkan Untuk Bersaksi

Lukas 8:26-39

Di minggu keempat bulan Juni tahun 2019 ini, umat diperhadapkan pada permasalahan yang berpotensi merapuhkan iman jika tidak direspons secara benar. Separuh perjalanan tahun sering dipakai untuk mengevaluasi bergulirnya roda kehidupan, semisal menghitung banyaknya keuntungan yang didapat, dan juga kerugian yang dialami bagi mereka yang berwirausaha. Atau mulai menyadari sebuah realitas yang berkenaan dengan kualitas relasi di dalam rumah tangga, masyarakat, atau pun bergereja. Hal kedua yang menjadi ke-khas-an di bulan ini adalah diperhadapkannya sebagian umat pada kebiasaan latah berbau skeptis akan bayang-bayang beratnya beban biaya pendidikan bagi orang tua, juga beban bagi anakanak yang sedang memperjuangkan proses pendidikannya (JuniAgustus). Dan hal terakhir yang mewarnai pergumulan umat bulan Juni tahun 2019 ini adalah pasca PEMILU serentak bulan April lalu, di mana sedikit banyak pasti berpengaruh pada iklim kehidupan berbangsa dan bernegara. Menanggapi ketiga hal tersebut, tak jarang kita menjadi lesu, tak berpengharapan tatkala melihat realitas yang jauh dari apa yang direncanakan.

Alih-alih terlarut dalam bayang-bayang beratnya beban hidup yang malah makin memperkeruh batin, dalam pewartaan minggu ini umat justru diajak untuk melihat realitas berkat Tuhan yang sudah mengalir sepanjang hidup, terlepas bagaimana dan seperti apa kondisi yang sekarang sedang dialami. Betapa Tuhan telah merengkuh, mencinta dan membebaskan umat dari peliknya dinamika kehidupan yang sudah dilalui, dan dengan demikian umat menjadi sadar, bersyukur, lalu bangkit dan kembali bersemangat mengarungi kehidupan yang masih terus bergulir, dengan cara mempersaksikan cinta kasih Tuhan kepada sesama.

Legion! Itulah pengakuan setan yang merasuki seseorang di Gerasa. Sebenarnya Legion adalah sebutan bagi tentara Romawi yang beranggotakan antara 3.000 – 6.000 tentara. Dengan demikian jika setan itu mengaku bernama Legion, itu artinya jumlahnya tidak satu. Legion memiliki kekuatan yang luar biasa dan cenderung bersifat “merusak”. Tetapi setan inipun mengakui kemaha-kuasaan Tuhan Yesus yang diungkapkan dengan permohonannya supaya Tuhan Yesus tidak menyiksanya (ayat 28). Jelas sekali bahwa setanpun mengakui kemaha-kuasaan Tuhan Yesus dan ketidak-mampuannya menolak perintah-Nya. Setan itu memang memiliki kuasa atas manusia yang dirasukinya, tetapi dia mengakui tidak berdaya berhadapan dengan kuasa Tuhan Yesus.

Sekilas kita merasakan, ada semacam “tawar-menawar” antara Tuhan Yesus dengan Legion. Saat itu karya Tuhan Yesus memang lebihtertuju pada upaya penyelamatan manusia (menyembuhkan dari sakit, mengampuni dosa, mengusir setan, dll) dari pada memusnahkan setan. Belumlah saatnya untuk memusnahkan setan-setan itu. Hal ini juga jelas dari sikap Tuhan Yesus yang mengijinkan Legion untuk memasuki tubuh babi-babi. Bagi Tuhan Yesus nyawa manusia jauh lebih penting dari pada kerugian materi akibat babi-babi itu mati. Itulah tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dan membebaskan mereka dari segala belenggu, termasuk belenggu kuasa iblis. Hal ini sulit dipahami oleh penduduk, sehingga mereka meminta Tuhan Yesus meninggalkan daerah itu karena mereka ketakutan dengan kuasa Yesus yang jauh melebihi kuasa setan (ayat 37). Ada hal menarik yang terjadi ketika laki-laki yang telah disembuhkan dari kerasukan setan itu. Ada perubahan drastis atau 180 derajat dari laki-laki yang kerasukan setan itu. Dari kebiasaan tidak berpakaian, sekarang menjadi berpakaian.

Dari kebiasaan “keluyuran” di kuburan, memutuskan segala pengikat, sekarang menjadi duduk diam, mendengarkan di kaki Tuhan Yesus (ayat 35). Perubahan hidup ini bisa dilihat oleh orang banyak. Lebih menarik lagi, saat laki-laki yang telah disembuhkan dari kerasukan setan itu ingin mengikuti perjalanan Tuhan Yesus beserta para murid, ternyata Tuhan Yesus menolaknya. Tuhan Yesus menyuruhnya pulang dan menceritakan pada orang banyak tentang segala karya Tuhan yang dialaminya. Tuhan Yesus menyadarkan orang ini bahwa dia punya tugas bersaksi tentang karya Tuhan yang telah menyelamatkannya. Dari sini kita melihat pesan yang tajam, kerinduan orang dari Gerasa yang telah dipulihkan itu mewakili setiap orang yang pernah merasakan pertolongan Tuhan dan ingin merasakan kembali pertolongan-pertolongan Tuhan yang lain, yang lebih besar, yang lebih menguntungkan. Respons Yesus pada waktu itu mewakili karsa-Nya yang menginginkan kita menebar berkat bagi sesama.

Menghadapi bulan yang penuh tantangan ini, umat diajak untuk melihat cinta Tuhan dalam hidup mereka, juga meneruskan cinta itu pada sesama dengan cara merespons segala sesuatu dengan lebih positif, dengan yakin akan pertolongan Tuhan serta menghargai proses yang sedang berjalan sebagai sebuah anyaman rencana Tuhan. Melalui terang bacaan leksionari hari ini, umat diajak untuk memahami bahwa refleksi/pemaknaan yang benar terhadap suatu kejadian berbuah pada terpeliharanya pengharapan akan pertolongan Tuhan, bahkan memampukan umat mempersaksikannya untuk menjadi berkat bagi sesama. Amin.

Bagikan :



Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja