Home » Renungan » Kerja dengan Cinta

Kerja dengan Cinta

2 Tesalonika 3:6-13; Lukas 21:5-19

Berbicara mengenai pekerjaan, tidak jarang kita menjumpai orang yang mengeluhkan pekerjaan yang dilakoninya. Ada yang mengeluhkan gaji yang diterima, relasi antar kolega yang kurang baik, beban pekerjaan yang dirasa berlebihan, menjadi persoalan yang banyak dilontarkan. Keluhan-keluhan seperti ini ketika tidak dikelola dengan baik, sadar atau tidak melemahkan semangat dan integritas dalam bekerja. Maka melalui bacaan leksionari kali ini khususnya bacaan II kiranya bisa mengubah dan memperbaharui semangat dan motivasi dalam bekerja.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika mengajak untuk tekun dan giat dalam bekerja sesuai bidang pekerjaannya masing-masing. Dengan bekerja, selain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga agar tidak membebani orang lain. Hal ini ditekankan oleh Rasul Paulus dalam suratnya tatkala Paulus ketika itu pernah mengunjungi jemaat Tesalonika. Walaupun Paulus dalam kunjungannya diterima dengan baik bahkan dicukupi kebutuhannya sebagai wujud penghargaan dan penghormatan (ayat 8, 9) tetapi Paulus tidak serta merta memanfaatkan begitu saja melainkan tetap bekerja siang malam, sehingga ketika harus menerima pemberian jemaat, Paulus tidak menerima dengan percuma (atau hanya berpangku tangan). Bagi Paulus, penekanan mengenai bekerja untuk memenuhi kebutuhan begitu sangat penting, bahkan dengan keras Paulus mengatakan di ayat 10b, “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”.

Bait Allah adalah tempat ibadah yang menjadi kebanggan bangsa Yahudi. Kebanggaan yang dibarengi dengan kemegahan kokohnya bangunan Bait Allah yang memberi kesan bahwa ia akan bertahan selama-lamanya sehingga mustahil untuk runtuh atau diruntuhkan. Tetapi Yesus mengejutkan mereka yang memuji kemegahan Bait Allah, bahwa tempat yang merupakan pusat ibadah orang Israel dan menjadi lambang kehadiran Allah itu suatu saat akan hancur. Mendengar Yesus berkata demikian, para murid ternyata menjadi penasaran dengan menanyakan detail waktunya. Namun Yesus justru mengajarkan bagaimana menghadapi masa keruntuhan Yerusalem pada waktu mendatang.

Murid-murid diingatkan untuk waspada terhadap guru-guru palsu yang ingin menyesatkan. Para murid tidak boleh mengikuti mereka. Dalam masa itu juga akan ada perang, wabah, dan bencana alam. Tekanan iman yang akan dialami bukannya hanya dari luar komunitas Kristus ketika itu, tetapi juga dari dalam keluarga sendiri. Tetapi panggilan bagi para murid ketika itu adalah agar tetap berpegang dan berpengharapan kepada Kristus ditengah situasi yang kacau sekalipun. Pengharapan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan mereka sendirian itulah yang menguatkan para murid.

Orang sering melakukan pekerjaan yang dilakukannya hanya karena sebatas tanggung jawab yang tidak jarang menimbulkan rasa keterpaksaan. Melalui perenungan atas bacaan, khususnya bacaan II kiranya kita semua diingatkan dan diperbaharui mentalitas dan integritas dalam bekerja. Kita belajar mencintai pekerjaan kita sebagaimana Allah mencintai dan mengasihi manusia yang diwujudkan dalam setiap karya penyelamatanNya. Kita juga belajar bekerja yang lebih dari sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan juga menghayati bahwa pekerjaan yang kita lakukan sebagai bentuk ucapan syukur atas penyelamatan Allah. Yang tidak kalah penting, setelah kita menyadari pentingnya bekerja dan mencintai apa yang kita kerjakan, kita juga diajak untuk menghargai hasil karya. Sudah jelas, untuk hasil karya sendiri kita pasti akan bangga, tetapi ketika terkait hasil karya orang lain ini juga menjadi panggilan kita yang jangan dilupakan. Penghargaan akan hasil karya orang lain membuat kita terhindar dari rasa meremehkan dan menganggap hasil karya sendiri paling baik. Amin.

Bagikan :



Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja