Home » Bahan PA » Materi PA HUT Klasis Ke-50 (17 – 23 November 2019)

Materi PA HUT Klasis Ke-50 (17 – 23 November 2019)

“Sawiji, Greget, Sengguh ora Mingkuh”

A. SAAT TEDUH
B. NYANYIAN PEMBUKA

KJ 33. “Suara-Mu Kudengar”

1. Suara-Mu kudengar
memanggil diriku,
Supaya ‘ku di Golgota
dibasuh darah-Mu!
Refr.:
Aku datanglah, Tuhan, pada-Mu;
Dalam darah-Mu kudus sucikan diriku.

2. Kendati ‘ku lemah,
tenaga Kau beri;
Kau hapus aib dosaku,
hidupku pun bersih.
Refr.

3. Kau panggil diriku, supaya ku kenal,
Iman, harapan yang teguh dan kasih-
Mu kekal.
Refr.

C. DOA SYUKUR

D. NYANYIAN MENERIMA SABDA
KJ 235. “Kudengar Berkat-Mu Turun”

1. Kudengar berkat-Mu turun
bagai hujan yang lebat,
Menghidupkan padang gurun
dan menghibur yang penat.
Aku pun, aku pun,
ya, berkati aku pun!

2. Bapa, jangan Kau lewati aku,
walau ‘ku cemar;
‘Ku tak layak Kau dekati,
namun rahmat-Mu besar.
Aku pun, aku pun, kasihani aku pun!

4. Mampirlah, ya Roh perkasa,
t’rangi mata hatiku;
Sabda Kristus b’ri berkuasa,
dalam diri hamba-Mu.
Aku pun, aku pun,
ya, terangi aku pun!

E. MATERI
Membaca KITAB ZAKHARIA 7: 9 – 10

Pengantar
Mendasar pada buku “Nilai-nilai Ke-GKJ-an” yang diterbitkan Sinode GKJ (th.2019), nilai-nilai GKJ terdiri dari 2 (dua), yakni:
nilai-nilai utama dan nilai-nilai dasar. Dimana secara ringkas, penjabaran nilai-nilai GKJ yang dimaksud sebagai berikut.

Nilai-nilai utama GKJ yaitu:
1. Kekudusan hidup, artinya hidup yang senantiasa didasarkan pada kehendak Tuhan, yang tertuang dalam Kitab Suci.
2. Kerendahan hati, berarti menempatkan orang lain lebih penting daripada dirinya.
3. Melayani, sikap melayani merupakan perwujudan kerendahan hati dalam menjalankan misi kerasulan, yaitu memberitakan kasih, keadilan dan keselamatan dari Tuhan.

Demikian nilai-nilai utama GKJ. Sedangkan nilai-nilai dasar GKJ yaitu:
1. Kemandirian, artinya GKJ harus senantiasa mengupayakan kemandirian dalam tiga sumber daya penting: manusia, teologia dan dana; demi keberlangsungan kehidupan gereja Kristus.
2. Kepeloporan, mendasarkan diri pada sejarahnya: menghadirkan pendidikan dan kesehatan berdampingan dengan pelayanan gerejawi.
3. Kebebasan dalam kesatuan, GKJ harus menghargai dan mengakui berbagai praktik beribadah dan berteologi, dan memberi ruang kebebasan yang luas bagi pengungkapan cara menggereja yang khas dengan tetap mengikatkan diri dan menghormati kesatuan dan kebersamaan dalam lingkup klasis dan sinode, sebagai jalan untuk saling memperkaya, saling melengkapi, dan saling menolong.
4. Persaudaraan dan persekutuan (atau patunggilan), GKJ kiranya mengembangkan semangat persaudaraan baik kedalam dan keluar. Kedalam adalah persaudaraan di antara umat Kristus, sementara persaudaraan keluar adalah persaudaraan didasarkan pada kesamaan hakikat sebagai ciptaan Tuhan.
5. Bela rasa dan kemanusiaan, setiap GKJ di masing-masing tempat harus mengembangkan sikap berbela rasa dengan kelompok yang terpinggirkan (secara sosial-ekonomi-politis) karena di dalam mereka Yesus Kristus menyatakan dan mengidentifikasikan diri-Nya.
6. Kebenaran dan keadilan, keadilan adalah menjunjung dan memberikan hak secara penuh kepada semua pihak yang berhak menerimanya tanpa kecuali; baik di dalam atau antar-gereja demikian juga dengan umat lain.
7. Keramahan, GKJ di semua tempat didorong untuk menghidupi dan mengembangkan cara hidup yang terbuka dan menerima semua pihak tanpa menaruh prasangka dalam rangka mengembangkan hidup bersama di tengah pluralitas masyarakat Indonesia, dan Jawa pada khususnya.
8. Toleransi dan keterbukaan, toleransi dibangun di atas dasar bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dalam kehidupan bersama. GKJ didorong untuk berusaha menghormati, menghargai dan mampu memahami serta menerima perbedaan dalam semangat yang membangun. GKJ mengupayakan dialog titik temu bagi setiap perbedaan, bukan sebaliknya mengupayakan pemisahan.
9. Kesetaraan, kesetaraan di sini mencakup aspek gender, anak, ras dan kelas sosial. Gereja-gereja Kristen Jawa didorong untuk terus mengembangkan kepekaan dan menerapkan kesetaraan di dalam segala kiprah kehidupannya.
10. Pengampunan dan penerimaan, salah satu wujud kasih adalah pengampunan. Sebagai wujud ketaatan dan kasih kepada Tuhan dan sesama, sudah seharusnya GKJ mempunyai secara berkelimpahan dan menerapkan pengampunan dalam setiap gerak kehidupannya; tetapi seraya dengan itu gereja harus selalu membuka tangan, memberi tempat dan memulihkan relasi dengan setiap orang yang sudah menyatakan tobat.

Tema “Sawiji, Greget, Sengguh ora Mingkuh” yang diusung dalam HUT Klasis GKJ Gunungkidul ke-50, berasal dari falsafah Jawa yang sering dijadikan rujukan dalam meningkatkan etos kerja masyarakat atau manusia yang menghidupinya. Sawiji berarti konsentrasi tinggi atau penjiwaan total. Greget bermakna semangat tanpa bertindak kasar. Sengguh berarti penuh percaya diri namun rendah hati. Ora mingkuh berarti pantang mundur dan disiplin diri. Falsafah Jawa ini kiranya menjadi landasan sekaligus pendorong, bagi setiap Warga GKJ khususnya di Klasis Gunungkidul untuk berupaya mewujudkan nilai-nilai GKJ dalam kehidupan pribadi, keluarga, gereja dan masyarakat senantiasa.

Zakharia 7: 9 – 10 “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing! Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing.”

F. PERTANYAAN DISKUSI
1. Nilai-nilai GKJ mana sajakah yang telah dipraktekkan dalam praksis/pengalaman hidup ber-gereja Bp/Ibu/Saudara? Sebutkan bentuk kegiatannya!
2. Nilai-nilai GKJ mana sajakah yang telah dipraktekkan dalam praksis/pengalaman hidup ber-klasis Bp/Ibu/Saudara? Sebutkan bentuk kegiatannya!
3. Nilai-nilai GKJ mana sajakah yang dirasa masih perlu ditingkatkan dalam kehidupan ber-gereja maupun ber-klasis kita? Sebutkan alasannya!
4. Dan, langkah strategis apa yang dirasa perlu kita lakukan untuk menumbuh-kembangkan nilai-nilai GKJ tersebut?

G. DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

H. NYANYIAN PENUTUP
(Pengumpulan Persembahan)

KJ 252. “Batu Penjuru Gereja”

1. Batu penjuru G’reja
dan Dasar yang esa,
Yaitu Yesus Kristus, Pendiri umat-Nya.
Dengan kurban darah-Nya
Gereja ditebus,
Baptisan dan firman-Nya
membuatnya kudus.

2. Terpanggil dari bangsa seluruh dunia,
Manunggallah Gereja
ber-Tuhan Yang Esa.
Aneka kurnianya, esa baptisannya,
Esa perjamuannya, esa harapannya.

5. Di dalam pencobaan dan perjuangannya,
Dinantikannya zaman sejahtera baka.
Di mata tercerminkan
Gereja yang menang
Mencapai perhentian sentosa cemerlang.

Bagikan :



Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja