Home » Bahan PA » Materi PD (20-25 Januari 2020)

Materi PD (20-25 Januari 2020)

TULUS DAN KEJUJURAN

• SAAT TEDUH

• NYANYIAN PUJIAN KJ. 39 : 1-2
(‘KU DIBERI BELAS KASIHAN)
1. ‘Ku diberi belas kasihan,
walau tak layak hatiku;
tadi ‘ku angkuh, kini heran:
Tuhan, besarlah rahmatMu!
Kidung imanku bergema:
rahmatMu sungguh mulia,
Kidung imanku bergema:
rahmatMu sungguh mulia!

2. Walau ‘ku patut dihukumkan,
Kaulah penuh anugerah:
darah PutraMu dicurahkan membasuh dosa dan cela.
Di manakah selamatku?
Hanyalah dalam rahmatMu,
Di manakah selamatku?
Hanyalah dalam rahmatMu.

• DOA PEMBUKA
• NYANYIAN PUJIAN KJ. 50A : 1-2 (SABDAMU ABADI)
1. SabdaMu abadi,
suluh langkah kami.
Yang mengikutinya
hidup sukacita

2. Di tengah ancaman,
sabdaMu harapan
Sumber penghiburan,
kabar kes’lamatan.

• DOA FIRMAN

• PEMBACAAN ALKITAB
MAZMUR 24 : 4-5

• RENUNGAN

Ada sebuah adegan yang mengharukan muncul di televisi beberapa waktu yang lalu. adalah sebuah reality show dengan hidden camera (kamera tersembunyi) yang mencoba menguji kejujuran dan ketulusan seseorang. Jika ia lulus dari ujian itu, maka ia akan mendapatkan sejumlah besar uang sebagai imbalan dari kejujuran dan ketulusannya. sangat terharu ketika melihat bahwa ternyata masih ada orang yang jujur dan tulus di dunia ini, sesuatu yang mungkin sudah menjadi pemandangan langka di jaman yang semakin sulit. Dan itu tertangkap kamera. Ada seorang pengantar uang yang pura-pura kesulitan mencari alamat. Ia menghampiri sebuah warung kecil, dan meminta tolong kepada seorang ibu yang kebetulan ada di sana untuk membantu mengantarkan uang itu. Uang itu ditujukan kepada seorang bapak yang sedang sakit. Ibu itu kemudian bersedia mengantarkan dan segera beranjak pergi menuju rumah si bapak yang sedang sakit itu. mula-mula mengira bahwa alamat yang dituju tidak jauh. Ternyata ibu itu harus berjalan jauh dan dua kali berpindah angkutan umum untuk bisa mencapai rumah bapak yang sakit. Ia tidak sedikitpun membuka amplop uang itu sepanjang perjalanan. Dan belakangan diketahui ternyata ibu itu pun sedang sakit pula. Dalam keadaan yang juga tidak sehat, ia masih rela pergi jauh untuk mengantarkan sesuatu kepada orang yang tidak ia kenal, dan menyerahkan seluruh isi amplop itu. Akibat kejujurannya, sang ibu mendapat ganjarannya, ia dihadiahkan segepok uang yang serta merta membuatnya menangis dalam penuh rasa syukur.

Hati yang tulus dan murni seperti ibu tadi tidaklah mudah kita dapati lagi di hari-hari ini. Bayangkan seorang ibu yang miskin dan sedang sakit rela bersusah payah untuk mengantarkan seamplop uang kepada seseorang yang tidak ia kenal. Tapi itu ia lakukan dengan tulus dan ikhlas, penuh kejujuran. Jika manusia saja bisa menghargai hal seperti itu, apalagi Tuhan. Dalam Mazmur kita membaca demikian: “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.” (Mazmur 24:4-5). Tuhan pun memberi ganjaran bagi mereka yang bersih tangannya, murni hatinya, tidak menipu dan bersumpah palsu. Orang seperti ini akan mendapatkan berkat dari Tuhan dan keadilan serta penyertaan Tuhan. Inilah kebahagiaan yang dijanjikan Tuhan bagi orang yang hidup jujur dan tulus.

Berbagai kesulitan hidup mudah membuat orang jatuh ke dalam ketidakjujuran. Ketakutan akan hari depan dan sifat tidak pernah merasa puas seringkali membuat orang tergoda untuk mengambil jalan pintas. Korupsi, penipuan, penggelembungan dana dan lain-lain kebohongan dengan mudah menjadi alternatif, dan kesulitan hidup akan segera dipakai menjadi pembenaran atas perilaku curang tersebut. Tapi lihatlah si ibu yang tertangkap kamera di atas. Ia miskin dan sedang sakit, tidakkah ia pun butuh uang yang ada di amplop tersebut? Tapi ia tidak berpikir sempit dan singkat, tidak mementingkan dirinya sendiri. Ada orang lain yang juga butuh, dan itu jauh lebih penting ketimbang dirinya sendiri. Ini bentuk kasih yang sesuai dengan ajaran Kristus sendiri. Kita selalu diminta untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri (Matius 19:19) bahkan lebih dari itu, kita diajak untuk saling mengasihi seperti halnya Yesus sendiri mengasihi kita. (Yohanes 13:34).

Di dalam kasih terkandung banyak kebajikan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Korintus 13:4-7). Di dalam kasih itu ada bentuk-bentuk hidup dengan hati yang murni, penuh ketulusan dan kejujuran. Yohanes berkata: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:8). Karena Allah sendiri adalah kasih, maka kita tentunya harus mencerminkan pribadiNya, berusaha untuk semakin menyerupai Kristus dan meneladani diriNya secara utuh. Karena itulah Tuhan tentu sangat senang jika kita hidup dengan kemurnian hati, ketulusan, kejujuran di dunia ini.

Ingatlah bahwa segala sesuatu itu berasal dari Tuhan. Kita tidak perlu khawatir berlebihan akan hari depan sehingga kita tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan ketidakjujuran. Kita tidak perlu iri melihat orang lain, dan harus bisa belajar untuk mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri. Yakobus mengingatkan “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16). Hindari perilaku-perilaku curang yang mencermarkan hati kita. Ketahuilah bahwa meski mungkin kita berhasil mengelabui manusia, tapi Tuhan akan selalu melihat segala perbuatan kita. Dan Firman Tuhan berkata: “Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.” (Ibrani 4:13). Oleh karena itu berdoalah agar kita bisa memiliki ketulusan hati. Belajarlah untuk senantiasa mempercayai Tuhan, mengasihiNya dan hidup sesuai kehendakNya. Tuhan menyediakan berkat-berkat bagi orang yang hidup dengan ketulusan, kejujuran dan kemurnian hati. “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Matius 5:8). Ini janji Tuhan sendiri. “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.” (Mazmur 73:1). Nikmati kebaikan Tuhan lewat hidup yang kudus, penuh ketulusan dan kejujuran. Tuhan sanggup memberkati anda berlimpah-limpah dan melindungi hidup setiap orang yang berjalan seturut kehendakNya.

• SAAT TEDUH

• NYAYIAN PUJIAN. KJ 424:1-2
YESUS MENGINGINKAN DAKU
1. Yesus menginginkan daku
bersinar bagi-Nya,
di mana pun ku berada,
ku mengenangkan-Nya
Reff:
Bersinar, bersinar,
itulah kehendak Yesus
Bersinar, bersinar,
aku bersinar terus

2. Yesus menginginkan daku menolong orang lain,
Manis dan sopan selalu
ketika ku bermain
Reff.
Bersinar, bersinar,
itulah kehendak Yesus
Bersinar, bersinar,
aku bersinar terus

• DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

• NYANYIAN PUJIAN. KJ 287a : 1-2 SEKARANG B’RI SYUKUR
1. Sekarang b’ri syukur,
hai kaki, mulut, tangan!
Sempurna dan besar
segala karya Tuhan!
Dib’ri-Nya kita pun
anug’rah dan berkat
Yang tak terbilang t’rus,
semula, dan tetap

2. Yang Mahamulia
memb’rikan sukacita,
Damai sejahtera
di dalam hidup kita
Kasih-Nya tak terp’ri
mengasuh anak-Nya
Tolongan-Nya besar
seluas dunia!

Bagikan :



Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja