Home » Renungan » Mengikut Yesus Di Jalan Penderitaan dan Kerendahan

Mengikut Yesus Di Jalan Penderitaan dan Kerendahan

Lukas 13:31-35

Kata “mengikut” berasal dari kata dasar “ikut.” KBBI menerjemahkan kata “ikut” dengan melakukan sesuatu sebagaimana dikerjakan orang lain. Mengikut Yesus mengandung konsekuensi bahwa orang percaya melakukan apa yang telah dilakukan oleh Yesus, sebagaimana yang diperlihatkan pada masa pelayanan-Nya di dunia ini.

Dalam mengikut Yesus setidaknya ada dua teladan yang Yesus ajarkan. Pertama, orang percaya harus siap untuk hidup dalam penderitaan. Kedua, orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kerendahan hati. Ada konsekuensi yang tidak mudah saat mengikuti teladan Yesus itu. Yesus sendiri dalam teladan pelayanan-Nya kerap menjumpai ketidakmudahan. Banyak kali Tuhan Yesus mengalami penderitaan. Bahkan pelayanan-Nya harus berakhir dengan kematian.

Renungan Sabda Tuhan kali ini, mengajak umat untuk tetap setia mengikut Yesus. Renungan Sabda akan berfokus pada bacaan Injil. Dalam Injil dituturkan teladan Yesus yang tetap setia melakukan karya-Nya, meskipun ada ancaman sebagai buah penderitaan yang harus tetap diterima dan dijalani oleh Yesus. Selain itu, Yesus tetap menunjukkan sikap kerendah-hatian dengan tidak menunjukkan kekuasaan-Nya yang lebih hebat daripada Herodes.

Dalam Filipi 3:17 – 4:1, berisi nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi. Saat itu Rasul Paulus sedang dalam penderitaannya karena sedang dihukum penjara. Dengan keras Rasul Paulus mengingatkan agar jemaat tidak hidup bertentangan dengan Tuhan Yesus. Rupanya ada beberapa jemaat yang sudah mulai kendor imannya dan tidak lagi mengandalkan Tuhan. Ketika Tuhan dianggap sudah tidak lagi mendatangkan kecukupan jasmani, maka ada beberapa jemaat yang berbalik arah untuk mengejar kecukupan duniawinya. Kepada mereka Rasul Paulus mengatakan, “Tuhan mereka adalah perut mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju pada perkara duniawi” (Fil. 3:19). Bisa diartikan bahwa, beberapa jemaat tidak siap untuk menderita bersama-sama dengan Kristus Yesus. Karena anggapannya, bahwa ketika menjadi milik Kristus Yesus, hidup mereka akan berbalik dan mendapatkan segala sesuatu. Nasihat Paulus ini ditutup pesan pastoral: berdirilah juga dengan teguh di dalam Tuhan (4:1).

Kisah menarik di dalam catatan Injil Lukas adalah hasutan dari orang Farisi dan Ahli Taurat yang menghendaki Yesus hengkang dari Yerusalem. Yerusalem merupakan pusat keagamaan Yahudi. Di sana terdapat Bait Allah, pusat iman mereka. Rupa-rupanya, orang Farisi dan ahli Taurat terusik oleh pengajaran Tuhan Yesus. Hoaks pun dibuat. Seakan-akan mereka mengenal betul Herodes, dan mendapat pesan khusus dari Herodes bahwa Herodes akan membunuh Yesus.
Harapannya, Yesus akan takut dan kemudian menjauh dari Yerusalem, karena yang mengancam-Nya mempunyai jabatan tinggi, seorang raja. Namun gencaran teror orang Farisi dan ahli Taurat tidak menyurutkan semangat Yesus untuk tetap setia melayani, Yesus tetap melanjutkan karya-Nya (ay. 33).

Sebenarnya kekuasaan Yesus tentu lebih dahsyat ketimbang kekuasaan Herodes. Yesus sendiri mengatakan: “…Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang…” (ay. 31). Akan tetapi Yesus tahu bahwa pada akhir-Nya derita harus la pikul di Yerusalem, kota yang menjadi tempat pembantai pada nabi Allah.

Dua hal ini yang bisa direnungkan dalam Sabda Injil. Pertama, Tuhan Yesus setia melanjutkan karya-Nya meskipun ada ancaman menghadang, ada penderitaan yang akan dialami-Nya. Kedua, Dia tetap merendahkan diri-Nya dengan tidak menunjukkan kekuasaan-Nya yang luar biasa.

Melalui bacaan Sabda Injil, kita dapat belajar dari teladan Tuhan Yesus yang tetap setia melakukan karya-Nya meskipun menghadapi ancaman dalam hidup-Nya. Dari Yesus umat dapat tetap setia meskipun ada dalam penderitaan, dan tetap bersikap rendah hati. Amin.

Bagikan :



Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja