Home » Bahan PA (Page 7)
Category Archives: Bahan PA
Materi PA (12-17 Agustus 2019)
Menyatakan Kepedulian
Filipi 2 : 2 – 3
Refleksi
• Sudah seberepa pedulikah kita terhadap sesama?
• Siapkah kita berkomitmen untuk menjadi orang-orang yang peduli?
“Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dan satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri”
Teknologi seharusnya semakin mempermudah kita dalam behubungan dengan orang lain, tetapi yang terjadi seringkali sebaliknya. Kita tidak lagi menganggap penting untuk bertemu karena toh bisa digantikan dengan telepon atau bahkan SMS dalam karakter yang diusahakan sesingkat-singkatnya agar lebih hemat. Jika dulu kita memilih untuk bertemu dan memberi ucapan secara langsung pada momen-momen khusus tertentu, sekarang email, jaringan sosial maupun telepon genggam bisa menggantikan semua itu, bahkan kepada orang yang tinggalnya tidak jauh dari kita. Manusia menjadi semakin individualis dan egois. Akibatnya dunia semakin menjadi dingin dan jauh dari kesan hangat. Tanpa sadar kita orang prcaya malah ikut-ikutan terkontiminasi dengan kecenderungan dunia. Membangun kubu-kubu, mempertegas garis batas perbedaan dan tidak lagi peka terhadap kepentingan orang lain. Kepada saudara-saudara seiman atau satu gereja saja sudah begitu, apalagi kepada orang lain di luar. Ketika kasih kita seharusnya bisa menjangkau orang asing atau bahkan musuh sekalipun, saat ini yang terjadi justru jauh dari itu. Bahkan untuk peduli kepada orang-orang terdekat sekalipun sudah merupakan sesuatu yang sulit bagi kebanyakan orang.
Materi PD (5-10 Agustus 2019)
Tuhan Adalah Penolong Yang Setia
Mazmur 30 : 2 – 13
Tuhan adalah penolong yang setia itu adalah inti dari bacaan kita yang terambil dalam Mazmur 30: 2-13. Perlu kita pahami bersama bahwa setiap manusia tidak pernah luput dari pergumulan dan permasalah hidup. Sama halnya dengan pengalaman-pengalaman Raja Daud. Sekalipun ia seorang Raja, hal itu tidak menjadi jaminan bahwa hidupnya akan berjalan mulus-mulus saja. Hal ini menjadi contoh bahwa pergumulan dan kesulitan itu dapat datang pada siapa saja tanpa memandang kedudukan dan jabatan sesorang namun, kita sebagai orang percaya jangan menjadi takut sebab Tuhan menyertai kita. Seperti halnya Raja Daud ditengah-tengah pergumulannya yang dialaminya sebagaimana dikatakan pada Mazmur 30, dia berseru dan minta tolong kepada Tuhan. Tuhan menjawab permohonannya lalu hidupnya menjadi pulih. Dalam hal ini, pertolongan Tuhan yang pernah dialami oleh Raja Daud itu menjadi kesaksian meninggikan dan memuliakan nama Tuhan. Mazmur pasal yang ke-30 adalah puji-pujian (nyanyian syukur) Raja daud. Melalui Mazmur ini, ia menceritakan betapa besar dan ajaibna Tuhan di dalam menolong hidupnya. Dalam perkembangan selanjutnya, Mazmur ini dipakai dan dinyanyikan ketika diadakan pentahbisan bait suci. Dan sejak tahun165 SM, diadakan Pentahbisan bait suci tiap tahun, dan saat-saat itulah biasanya Mazmur ini dinyanyikan sesuai dengan themanya, Tuhan adalah penolong yang setia itulah yang menjadi rangkuman pada bacaan firman Tuhan ini karena setiap pergumulan raja Daud telah didengar Tuhan dan di jawab Tuhan.
Materi PA (29 Juli – 3 Agustus 2019)
Masa Bakti ???
Matius 7:15-23
Jangankan harta, jiwa pun rela saya serahkan sebagai bakti kepada bangsa dan negara,” ujar baginda. Benarkah baginda berbakti pada bangsa dan negara? Benar, sebab beliau memang banyak berjasa. Namun, di lain pihak semua orang pun tahu bahwa baginda telah banyak membuat kep-pra (keputusan prabu) yang memungkinkan perusahaan-perusahaan milik sanak keluarga beliau mengeruk harta kerajaan. Demikian tertulis di prasasti yang sudah tidak terbaca lagi tentang babad sebuah kerajaan.
Ketika kemudian rakyat menuntut agar harta baginda diusut maka dengan wajah yang ramah dan senyum yang murah beliau bersabda, “Silakan usut, saya tidak memiliki apa-apa. “Benarkah baginda tidak memiliki apa-apa? Benar, sebab dalam usia yang uzur semua harta benda sudah disimpan oleh para anak-menantu dan cucu-sepupu.
Materi PA HUT GKJ Wonosari ke-88
MEWUJUDKAN PRESBITERIAL DI GKJ WONOSARI
Urutan :
Baca pengantar, baca ayat bahas ayat, bahas bahan diskusi, tarik kesimpulan.
Tujuan :
1. Memahami pentingnya pengembangan pelayanan jemaat.
2. Mewujudkan keterlibatan dalam pelayanan.
PENGANTAR
Pada dasarnya ada 4 (empat) sistem organisasi gereja : Sistem Presbiterial (dipimpin Penatua), Sistem Sinodal (berdasarkan keputusan sinode), Sistem Episkopal (dipimpin uskup), Sistem kongregasional (kekuasaan tertinggi terletak pada anggota jemaat). Presbiterial berasal dari kata presbiter (Yunani), atau Zaqen (Ibrani) yang berarti Pinisepuh (Jawa), Sesepuh (Sunda), Ketua (Indonesia). Kata sinodal berasal dari kata Yunani sunhodos. Kata ini tidak terdapat di dalam Alkitab. Tetapi akar katanya terdapat dalam alkitab, yaitu Sunodeuo (Kis.9:7) dan Sunodia (Luk.2:44) yang berarti seperjalanan.
Materi PD HUT GKJ Wonosari ke-88
TUMANDANG DAMEL ING SALEBETING BAITA
Para Sedherek kinasih, Ing Gusti Yesus Kristus, minggu menika Pasamuan GKJ Wonosari lumebet ing ambal warsa kaping-88. Adeging Pasamuan GKJ saking pepanthan dados Pasamuan dewasa dipun sebat “Pendewasaan”. Menika dados pratanda bilih pasamuan ingkang mandiri saget nggulawenthah piyambak tumuju dateng kadewasanipun para warganing pasamuan. Ing wekdal menika sacara mirunggan kita kempal manunggal nyatunggilaken manah ngaturaken pandonga kangge pasamuan GKJ Wonosari.