Home » Bahan PA (Page 3)
Category Archives: Bahan PA
Materi PD (6-11 Januari 2020)
BERSYUKUR TANDA BERPULIH
1. SAAT TEDUH PRIBADI
2. NYANYIAN PUJIAN KJ. 15:1-3
BERHIMPUN SEMUA
Berhimpun semua menghadap Tuhan
dan pujilah Dia, Pemurah benar.
Berakhirlah segala pergumulan,
diganti kedamaian yang besar
Hormati nama-Nya serta kenangkan
mukjizat yang sudah dibuat-Nya.
Hendaklah t’rus syukurmu
kaunyatakan
di jalan hidupmu seluruhnya.
Berdoa dan jaga supaya jangan
penggoda merugikan jiwamu.
Di dunia tegaklah kemenangan
dan dasarnya imanmu yang teguh.
3. DOA PEMBUKA
4. PEMBACAAN ALKITAB: Filipi 1:21-26
5. RENUNGAN
Pada umumnya orang akan berefleksi ketika mengalami persoalan. Misalnya ketika mengalami bencana alam, atau peristiwa duka yang datang secara mengejutkan. Hal yang muncul dalam refleksinya adalah bertanya mengapa ini semua terjadi? Apa maksudmu Tuhan dalam hidupku?
Materi PD Doa Keluarga (30 Desember – 4 Januari 2020)
RELASI DENGAN ALLAH DAN SESAMA
1. SAAT TEDUH PRIBADI
2. NYANYIAN PUJIAN KJ. 393:1-3
TUHAN, BETAPA BANYAKNYA
Tuhan betapa banyaknya
berkat yang Kau beri,
teristimewa rahmat-Mu
dan hidup abadi
Refrein:
Trimakasih ya Tuhanku
atas keselamatanku
Padaku telah Kau beri,
hidup bahagia abadi.
Materi PA Minggu Adven III
1. SAAT TEDUH
2. NYANYIAN PUJIAN KJ. 392:1-2
‘KU BERBAHAGIA
‘Ku berbahagia, yakin teguh:
Yesus abadi kepunyaanku!
Aku waris-Nya, ‘ku ditebus,
ciptaan baru Rohulkudus.
Refrein:
Aku bernyanyi bahagia memuji
Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji
Yesus selamanya.
Pasrah sempurna, nikmat penuh;
suka sorgawi melimpahiku.
Lagu malaikat amat merdu;
kasih dan rahmat besertaku.
3. DOA PEMBUKA
4. NYANYIAN PUJIAN NKB. 133:1-2
SYUKUR PADA-MU, YA ALLAH
Syukur pada-Mu, ya Allah,
atas s’gala rahmat-Mu;
Syukur atas kecukupan
dari kasih-Mu penuh.
Syukur atas pekerjaan,
walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang
dari sanak dan teman.
Syukur atas bunga mawar,
harum, indah tak terp’ri.
Syukur atas awan hitam
dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka
yang ‘Kau b’ri tiap saat;
Dan Fiman-Mulah pelita
agar kami tak sesat
5. PEMBACAAN ALKITAB: Lukas 19:1-10
6. RENUNGAN
Kepercayaan pada seseorang bagaikan sebuah gelas kaca. Apabila sudah rusak dan pecah, maka akan sangat sulit untuk mengembalikannya. Oleh sebab itu penting sekali membina hubungan yang baik antar sesama. Namun dalam realitanya, hubungan antar manusia tak selalu baik. Terkadang ada dinamika antar hubungan tersebut. Bukan hanya antar manusia yang belum saling mengenal, bahkan yang sudah lama mengenalpun tidak selalu dihiasi dengan hubungan yang baik.
Dalam keluarga misalnya. Tak hanya keharmonisan yang ada. Namun ada juga perselisihan-perselisihan yang mewarnai kehidupan berkeluarga. Itu baru komunitas terkecil dalam masyarakat. Bila kita melihat ke komunitas yang lebih luas, pergesekan kepentingan terkadang menimbulkan konflik yang membuat hubungan atara satu orang dengan orang yang lain kurang harmonis. Hubungan antar komunitas satu dengan komunitas yang lain kurang harmonis. Bagaikan gelas kaca yang retak.
Hubungan demikian terjadi antara masyarakat Yahudi pada umumnya dengan sebagian orang yang bekerja sebagai pemungut cukai. Pada umumnya profesi pemungut cukai ini disingkirkan dari masyarakat karena dianggap bekerjasama dengan pemerintah Romawi yang pada saat itu sedang menguasai tanah Israel. Orang-orang Yahudi diwajibkan membayar pajak kepada pemerintah Romawi. Yang ditugaskan untuk memungut cukai atau pajak ini ialah sesama orang Yahudi karena mereka mengenal kehidupan dan kebiasaan sesamanya. Dengan demikian para pemungut cukai ini dianggap sebagai penghianat bangsa (Yahudi).
Zakheus dalam kisah kita merupakan kepala pemungut cukai. Jika pemungut cukai saja disingkirkan, apalagi pemimpin pemungut cukainya. Tidak sedikit orang antipati dan membenci Zakheus. Terjadi kerusakan hubungan antara Zakheus dengan orang-orang Yahudi. Terlebih lagi kepada orang orang yang dulu pernah ia tagih pajaknya. Dengan demikian terjadi kerusakan hubungan antara zakheus dan orang orang di sekitarnya.
Di sinilah Yesus melihat keretakan yang ada. Bukan sebuah kebetulan situasi ini dipakai Yesus untuk mengajarkan sesuatu pada pada murid dan pengikut-Nya. Pengajaran penting yang hendak disampaikan Yesus ada pada bagian akhir perikop ini. Ia berkata,
“Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (ay. 10)
Pada bagian inilah Yesus menjadi pemulih hubungan hubungan yang rusak. Ia sengaja pergi ke tempat Zakheus sebagai simbol bahwa Ia menerima keberadaan Zakheus. Pada umumnya orang-orang yang mau singgah ke tempat pemungut cukai adalah sesama pemungut cukai. Tidak banyak orang yang mau singgah ke pemungut cukai karena pandangan yang negatif mengenai profesi pemungut cukai. Bahkan banyak orang memandang sinis apa yang dilakukan Yesus dengan menumpang ke rumah Zakheus (ay. 7). Meski demikian, menerima keberadaan Zakheus bukan berarti Yesus setuju dengan apa yang dilakukan oleh Zakheus. Ia hanya menunjukkan bahwa untuk memulihkan hubungan, harus bersedia untuk menyapa semua pihak.
Dampak dari kehadiran Yesus ini luar biasa. Zakheus mengatakan,
“Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat” (ay. 8)
Dari pernyataan zakheus ini kita melihat bagaimana Zakheus hendak menemui (terlihat dari “kuberikan” dan “kukembalikan”) orang-orang yang membencinya. Zakheus mencoba untuk menyapa orang-orang yang dulu pernah ia peras maupun yang pernah berhubungan dengannya. Memang kisah ini tidak berlanjut mengenai bagaimana kelanjutan hubungan Zakheus dengan masyarakat umumnya.
Meski demikian, melalui kisah ini kita melihat bagaimana Yesus tidak tinggal diam ketika situasi kebencian mewarnai sekitarnya. Justru sebaliknya Ia mengusahakan pemulihan hubungan. Ia merajut kembali serpihan gelas kaca yang telah rusak dan merajutnya kembali. Inilah yang kita teladani dari Yesus.
Kita diingatkan untuk tidak tinggal diam ketika ada perselisihan terjadi di sekitar kita. Oleh sebab itu, kini kita diutus untuk melibatkan Yesus dalam memulai karya pemulihan. Kemudian melibatkan Roh Kudus agar memampukan kita menjadi pemulih-pemulih hubungan yang rusak. Selamat menjadi pemulih, agar nama Tuhan dikenal melalui hidup kita.
7. SAAT TEDUH
8. DOA SYAFAAT
9. NYANYIAN PUJIAN NKB. 193:1, 3
AKU HENDAK BERHATI TULUS
Aku hendak tetap berhati tulus
kar’na teman mempercayaiku.
Aku hendak tetap berjalan lurus,
kar’na teman t’lah mengasihiku;
kar’na teman t’lah mengasihiku.
Aku hendak tetap menjadi kawan
bagi yang hatinya penat, sendu.
Dan kasihku ingin t’rus ‘ku bagikan,
serta imbalan tiada ‘ku perlu;
serta imbalan tiada ‘ku perlu.
Materi PA Minggu Adven II
PINANGGIH KALIYAN SANG PEMULIH
[Lukas 2: 1-20]
Pambuka:
Cecawis batos ingkang kirang trep nalika kita sami methukaken Advèn kalamangsa ndadosaken kirang trep ugi anggèn kitanegesi pahargyan Natal. Awit kadhangkala malah sami ribet ngrembag bab rasukan, papan kanggé mahargya, tetedhan, lan sapatunggilanipun ndadosaken kita mboten fokus anggènipun sami olah batos ngener dhateng teges sejati bab rawuhipun Sang Natal. Pramila menawi kados mekaten ingkang kelampahan, kita saged kécalan pangraos-raos bab punapa sejatinipun Natal punika.
Natal punika inggih kedadosan pepanggihan antawisipun manungsa lan Sang Pemulih. Saben tiyang ingkang sami mahargya Natal katimbalan supados saged ngraosaken pakaryan ingkang mulihaken kasebat. Saben tiyang ingkang sampun ngraosaken pamulihan awit pinanggih kaliyan Sang Pemulih, dipun timbali dados pirantos (agèn) pepanggihan tumrap tiyang sanès ingkang mbetahaken pamulihan supados kepanggih ugi kaliyan Sang Pemulih, satemah ugi sami saged ngraosaken kapulihaken.
Materi PA Minggu Adven 1
KUSAMBUT DENGAN TANGAN TERBUKA
[Matius 10:34-42]
PENGANTAR
Seperti yang sudah dijelaskan pada bahan dasar dalam buku ini di mana Indonesia tempat kita hidup juga membutuhkan pemulihan. Ada banyak realitas yang membuat kehidupan bersama kita diwarnai dengan penderitaan. Salah satu realitas yang tengah kita hadapi adalah polarisasi yang terjadi dalam masyarakat selepas pemilu Presiden semenjak tahun 2014. Adalah sebuah kenyataan bahwa perbedaan pilihan politik di Indonesia menghasilkan luka yang menganga di aras akar rumput. Kebencian antar kelompok beda pilihan politik sangat tampak khususnya di Medsos. Media online detik.com merilis jumlah pasangan bercerai menjelang 2019 terdapat 111.490 suami menceraikan istrinya dan 307.778 istri menggugat cerai suaminya. Kita melihat betapa rentannya bangsa ini saat menghadapi perbedaan. Hal ini perlu dilihat secara mendalam, alih-alih mengkambinghitamkan situasi kebersamaan yang berpotensi menimbulkan polarisasi, kita justru akan menelisik secara jujur dan terang benderang, jangan-jangan bangunan dasar kita yang rapuh untuk dipersiapkan menghadapi era-era yang sarat dengan pilihan, perbedaan, dan polarisasi.