Home » Bahan PA (Page 5)
Category Archives: Bahan PA
Materi PA (Bulan Keluarga 21-26 Oktober 2019)
KELUARGA SIAGA
Keluaran 12:11
Tujuan: Keluarga memahami makna menjadi keluarga siaga serta mewujudkan keluarga sebagai keluarga siaga.
LANGKAH PA : Awali PA dengan membaca pengantar sebagaimana ada di bahan ini (oleh salah satu peserta PA)
Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, entah esok, lusa, minggu depan, bulan depan, apalagi tahun depan. Tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan dihadapi. Hal yang bisa dilakukan hanyalah menyiapkan diri, berjaga-jaga supaya bisa menghadapi apapun yang nanti ditemui. Waspada, bersiaga, dan berusaha mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Kewaspadaan dan kesiagaan ini mesti dilakukan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kehidupan berkeluarga. Setiap keluarga menghadapi berbagai peluang, tantangan dan pergumulan, yang tidak bisa dipastikan bentuknya dan kapan waktunya. Tantangan yang dihadapi akan selalu berbeda dari waktu ke waktu, akan ada hal-hal tidak terduga yang sering mengguncangkan kehidupan keluarga. Lalu bagaimana caranya sebuah keluarga bisa menjadi keluarga yang siaga?
Materi PD 1 Bulan Keluarga (dalam kelompok-kelompok kecil, 14-19 Oktober 2019)
MENGHIDUPI KOMITMEN KELUARGA
Bacaan : Yosua 24:14-15
1. SAAT TEDUH PRIBADI
2. PUJIAN
KJ 448. ALANGKAH INDAHNYA
1). Alangkah indahnya
serikat beriman
cerminan kasih Tuhannya
di dalam sorga t’rang
2) Baik suka, baik keluh
berpadu berserah;
segala doa bertemu
di takhta rahmat-Nya.
3) Sengsara dan beban
‘kan ringan rasanya,
sebab saudara seiman memikulnya serta.
Materi PA I Bulan Keluarga 2019 (7-12 Oktober 2019)
“MANCALA MENYANG ING PAPAN KANG JERO”
Waosan Kitab Suci: Lukas 5:1-11
1. Panganthi
(kaandharaken déning salah setunggaling warga)
Kamajenganing pirantos komunikasi rikat sanget, nanging wekdal lanwewengan ing salebeting brayat malah sangsaya cupet. Wekdal kanggé lenggah sesarengan ing antawisipun warganing brayat namung kanggé ngobrol kémawon dados bab ingkang angèl kawujudaken. Karépotan warganing brayat asring dados pawadan, awit mboten saged dipun sélaki, nalikanipun bapa anggènipun wangsul saking nyambut damel dalu sanget, asring sémah lan anak sampun sami tilem angler. Mekaten ugi nalikanipun bidhal nyambut damel, anak lan sémah dèrèng sami tangi.
Kamangka srana ngempalipun warganing brayat, warganing brayat saged sangsaya sami-déné mangertosi langkung lebet, temah saged mujudaken patunggilan ingkang karenan ing ngarsanippun Gusti. Nalikanipun saged mujudaken pepanggihan ing salebeting brayat, punika sih-rahmatipun Gusti.
Materi PA Bahan Dasar Bulan Keluarga (30 September-5 Oktober 2019)
BERTOLAKLAH KE TEMPAT YANG LEBIH DALAM
(Lukas 5:4)
Selayang Pandang
Keluarga menjadi tempat tak tergantikan bagi setiap pribadi untuk menumbuhkan kehidupan. Sebagai tempat mengawali dan menumbuhkan kehidupan, keluarga mengalami tantangan dari zaman ke zaman. Tantangan keluarga masa kini berbeda dengan tantangan keluarga sepuluh atau dua puluh tahun lalu. Albertus Purnomo, Pr. menyebut bahwa tantangan keluarga masa kini adalah individualisme, hedonisme, konsumerisme, sekularisme, pendewaan nilai kebebasan menjadi pesaing berat bagi keluarga, seperti: kesatuan, kebersamaan, kesabaran, kerukunan, dsb (Albertus Purnomo, 2010, hlm. 10). Dalam hal perjumpaan dengan teknologi, keluarga saat ini berada pada era revolusi industri 4.0. Secara singkat, industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif (https://www.maxmanroe.com/revolusi-industri-4-0.html).
Materi PA (23-28 September 2019)
Sempurna di dalam Ketidaksempurnaan
(2 Korintus 12:1-10)
Albino adalah organisme (makhluk hidup, terutama manusia dan binatang) yang memperlihatkan keadaan kekurangan pigmen, umumnya ditandai dengan warna kulit putih dan rambut putih, serta mata kemerah-merahan. Sedangkan albinisme merupakan kondisi genetis yang tidak sempurna yang menyebabkan organisme tidak dapat membentuk pigmen. (dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia V)
Binatang-binatang albino biasanya dianggap lebih cantik, bahkan dapat dijual dengan harga lebih mahal karena keunikan mereka yang dianggap langka. Tetapi tidak demikian dengan orang albino. Orang-orang albino di beberapa tempat dianggap mengerikan karena keadaan mereka yang berbeda. Zaman dulu di Tanzania, masyarakat menganggap orang-orang albino sebagai penyihir sehingga orang-orang albino akan diperlakukan dengan kasar atau bahkan dibunuh. Manusia seringkali menganggap “ketidaksempurnaan” atau pun perbedaan dalam dirinya sebagai kelemahan yang akan membawa petaka atau kesialan, sehingga tidak sedikit orang menutupi atau berupaya untuk menyingkirkan kelemahannya supaya dianggap normal.