Home » Renungan (Page 2)

Category Archives: Renungan

Perjumpaan Yang Mengubahkan

Roma 5:1-11; Yohanes 4: 5-42

Perjumpaan berangkat dari kata dasar jumpa yang artinya berpandangan, bertemu muka, bersua atau berhadapan. Sementara itu berjumpa berarti ada pertemuan dan terjadi sikap saling bertatap muka, saling memandang dan interaksi. Mungkin hanya kontak mata dan hati yang bicara (menangkap kesan), namun demikian bisa jadi terdorong untuk meneruskan dalam bentuk percakapan mendalam. Perjumpaan merujuk pada sebuah kondisi yang terjadi dan mengharuskan seseorang saling bertemu muka, berhadapan dan tersedia ruang untuk berinteraksi mendalam. Demikianlah dalam berelasi dengan siapapun sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat yang majemuk, sangat mungkin terjadi perjumpaan dengan siapapun dan dalam kondisi apapun, baik dalam konteks keseharian hidup maupun melalui media sosial. Di dalam perjumpaan selalu terbuka kemungkinan dan kesempatan terjadinya banyak hal, baik yang berpengaruh positif maupun negatif.

Perjumpaan dapat mengubah sikap seseorang makin kuat dalam relasi sosialnya. Salah satu ukuran keberhasilan dalam berelasi sosial dan berdialog dengan masyarakat yang majemuk menurut Muhamad Ali (2003) yaitu menguatnya aspek “social trust”, yakni kepercayaan kedua belah pihak yang tumbuh secara natural oleh karena dua syarat yang sudah terpenuhi. Pertama, “rasa percaya” pada yang lain sekalipun berbeda latar belakang dan keagamaannya. Kedua, sikap “percaya diri” dalam menjalani kehidupan religiusitas keagamaannya sehari-hari, tanpa lagi berada dalam bayang-bayang dikotomi mayoritas-minoritas di masyarakat. Demikian juga sikap terbuka terhadap tetangga yang berbeda, mau mendoakan sekalipun berbeda agama dan budaya, mau mengucapkan selamat kepada yang berbeda, dan yang terpenting mau bekerjasama untuk mengatasi persoalan kemanusiaan bersama-sama.

Continue Reading →

Kasih Allah Menyelamatkan

Roma 4:1-5, 13-17; Yohanes 3:1-17

Kebaikan belum tentu diterima, apalagi kebenaran. Hal ini terjadi karena suatu kebenaran sering terlihat tidak baik dan tidak menyenangkan. Namun apabila seseorang dapat meneri-ma dan memercayai kebenaran, maka ia akan menemukan kebaikan. Contoh: pada masa lalu pengendara sepeda motor merasa terbeban kalau harus memakai helm. Mereka memakai helm hanya kalau melintasi jalan-jalan protokol yang sering ada polisinya. Banyak orang tidak menyadari pentingnya memakai helm saat mengendarai sepeda motor. Namun sekarang saat semua orang mengerti pentingnya memakai helm, mereka menjadikan helm sebagai suatu riding fashion style (gaya pakaian berkendara).

Orang telah menemukan kebaikan dalam memakai helm. Untuk memercayai suatu kebenaran memang diperlukan proses. Masing-masing orang bisa mengalami pro-ses berbeda untuk percaya dan menerima kebenaran tersebut. Bahkan ada orang yang tidak pernah sampai pada titik percaya dan menerima kebenaran itu karena telah menutup pintu hatinya sejak semula.

Continue Reading →

Melangkah Bersama Tuhan

Matius 4:1-11; Roma 5: 12-19

Di Minggu ini secara khusus umat diajak untuk menghayati bagaimana manusia dapat diperdaya iblis dan mengambil keputusan melawan perintah Tuhan. Manusia jatuh dalam dosa yang berakibat segala keturunannya jatuh dalam dosa dan kematian. Namun Allah tidak membiarkan manusia dalam dosa. Melalui ketaatan, Yesus Kristus sebagai Adam kedua (Roma 5: 12-19) telah mengalahkan setiap pencobaan. Selanjutnya Kemenangan Kristus atas kuasa maut menjadi jalan masuk bagi pembebasan seluruh umat manusia.

Pada dasarnya peristiwa manusia jatuh dalam dosa, memberi pemahaman bahwa manusia telah mengalami hidup yang paling rendah, mengalami kemunduran dan kemerosotan secara moral. Manusia berada di jurang terdalam. Manusia tak berdaya untuk naik merayap, sejengkal pun tidak, ke tempat yang lebih tinggi, tanpa kasih karunia Allah. Manusia telah mati karena dosa (… jangan kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau akan mati – Kej 2:17), dan Allah ternyata dengan kasih-Nya tetap sedia memberi kesempatan agar manusia memperoleh kembali hidupnya dengan penyertaan dan janji-Nya. Di dalam totalitas kasih Allah di dalam Sang Juruselamat, peristiwa pencobaan Yesus telah mengingatkan kita pada gagalnya manusia untuk percaya dan taat pada Allah. Kita belajar dari kunci keberhasilan Yesus yang berhasil menang atas pencobaan yang dialami-Nya, yaitu ketaatan/kesetiaan-Nya dalam berpegang pada Firman Allah.

Continue Reading →

Kuduslah, Sebab Aku Kudus

Matius 17:1-9

Salah satu dari sekian banyak panggilan hidup beriman adalah berkaitan dengan kekudusan. Meski demikian. Di satu sisi, kekudusan acap menjadi standar yang ditetapkan bagi manusia yang berelasi dengan Tuhan. Namun, di sisi lain, kekudusan dipandang sebagai sebuah kemustahilan di tengah hiruk pikuk kehidupan dunia. Undangan Yesus bagi tiga orang murid untuk menjadi saksi peristiwa transfigurasi memberikan pemahaman baru mengenai kekudusan, yang memengaruhi cara manusia berelasi dengan Tuhan, termasuk di dalam hidup beriman beserta dengan segala macam hal yang menyertainya. Oleh karena itu, perlu ada pemaknaan ulang akan kekudusan di dalam upaya untuk memahaminya sebagai cara

Tuhan untuk menyapa manusia. Kekudusan perlu dipahami dalam kerangka anugerah Tuhan kepada manusia. Selanjutnya, orang yang menerimanya diajak untuk mewujudkannya dalam kehidupan bersama dengan sesama.

Continue Reading →

Membangun Pemulihan Relasi

1 Korintus 3:1-9; Matius 5:21-37

Hukum/aturan dibuat, pada dasarnya, adalah untuk menciptakan keteraturan kehidupan. Mengapa untuk mengatur kehidupan diperlukan aturan? Kehidupan memerlukan aturan karena setiap manusia memiliki kebutuhannya masing-masing. Jikalau tidak diatur maka setiap manusia akan memenuhi kebutuhannya dengan semaunya sendiri, yang dapat menyebabkan kekacauan. Dalam kehidupan agama, peraturan/hukum juga sangat dibutuhkan. Setiap agama tentu memiliki aturan/hukum masing-masing dalam rangka membangun kehidupan bersama. Tidak terkecuali agama/iman Kristen.

Continue Reading →

Agenda Kegiatan

Ibadah Minggu Online : Setiap Hari Minggu jam 08.00 WIB livestreaming di channel Youtube GKJ Wonosari Gunungkidul dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM

Persekutuan Doa Rabu Pagi : Setiap Hari Rabu jam 04.30 WIB di Gedung Gereja

Links

Kontak

GKJ Wonosari Gunungkidul
Jl. Gereja No. 11-12 Wonosari, Gunungkidul, DIY, 55812, Telp : (0274) 391 146
No. Rekening BRI a.n. GKJ Wonosari : 0153-01-001186-56-7

Jadwal Ibadah Induk

06.00 BAHASA INDONESIA

08.00 BAHASA JAWA

16.30 BAHASA JAWA

18.30 BAHASA INDONESIA

Jadwal Ibadah Panthan

PANTHAN BENDUNGAN 07.00 WIB BAHASA JAWA (Minggu I Bahasa Indonesia)

PANTHAN RANDUKUNING 07.00 WIB BAHASA JAWA (Minggu II Bahasa Indonesia)

PANTHAN NGLIPAR 07.00 WIB BAHASA JAWA (Minggu II dan IV Bahasa Indonesia )

PANTHAN KEBONJERO 07.00 WIB BAHASA JAWA (Minggu I Bahasa Indonesia)

PANTHAN HARGOMULYO 08.00 WIB BAHASA JAWA (Minggu II Bahasa Indonesia)

Powered by WordPress / Academica WordPress Theme by WPZOOM