Home » Renungan (Page 8)
Category Archives: Renungan
Perjuangan Iman di Tengah Derita
Ibrani 11:29-12:2; Lukas 12:49-56
Definisi iman tidak sesederhana dan semudah kelihatannya. Iman merupakan faktor penting yang dapat mendukung pertumbuhan kerohanian kita. Iman menggambarkan hubungan kita dengan Tuhan. Oleh karena itu, iman tidak bisa lepas dari perjalanan hidup kita di dunia ini sehingga sikap beriman menjadi salah satu ciri khas orang Kristen. Iman bukan sekadar pengakuan dari dalam diri tentang kepercayaan kepada Kristus, melainkan juga mewujud dalam tindakan nyata yang muncul dari dalam hati orang percaya yang ingin mengikut Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Respons kita terhadap semua hal yang terjadi adalah cara Tuhan memurnikan iman kita. Kesenjangan antara iman dan kenyataan banyak terjadi dalam hal mengikut Kristus. Jika ingin mengikut Yesus dan mengimani-Nya, kita juga harus setia sekalipun menghadapi pencobaan.
Ekspresikan Imanmu dalam Ketaatan
(Ibrani 11:1-3, 8-16; Lukas 12:32-40)
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Beriman berarti sungguh-sungguh yakin akan hal-hal yang diharapkan. Beriman berarti mempunyai kepastian akan hal-hal yang tidak dilihat. Iman itu tidak pasif, tetapi aktif. Iman adalah respons kita akan janji Tuhan. Kita beriman berarti membiarkan Tuhan bekerja dalam diri kita. Kita mempersilakan Tuhan menyatakan rencana-Nya melalui kehidupan kita. Ketika kita beriman kepada Tuhan, kita menerima pertolongan yang menghantarkan kita dari kehidupan yang tidak baik kepada kehidupan yang baik. Walaupun awalnya kelihatan tidak mungkin, tetapi tiada yang mustahil bagi Tuhan. Sebagai manusia, baik sadar atau tidak, karena kerapuhan kita, seringkali kitapun meragukan apa yang disabdakan-Nya, meskipun kita mengaku beriman. Untuk memiliki iman kepada Yesus Kristus berarti kita harus mempercayai-Nya dan mematuhi perintah-perintah-Nya. Iman lebih dari sekadar kepercayaan yang pasif. Kita perlu mengungkapkan iman melalui tindakan-tindakan oleh cara hidup kita. Berani mewujudnyatakan atau mengekspresikan yang kita imani adalah suatu hal yang penting dan perlu kita lakukan.
Dimana Hartamu, Disitulah Jiwamu
(Kolose 3:1-13; Lukas 12:13-21)
Banyak orang menghendaki supaya hidupnya berkelimpahan dengan materi. Siapa yang tidak tergiur dengan kekayaan dan kenikmatan duniawi? Manusia modern sekarang ini sudah dipengaruhi gaya hidup hedonisme dan konsumerisme. Tanpa sadar, gaya hidup semacam inilah yang menyeret manusia memiliki hidup yang berorientasikan materi. Segala sesuatu diukur dengan materi. Orang bekerja tidak lagi memiliki orientasi sebagai panggilan hidup tetapi sudah mengarah pada materi. Tidak heran jika korupsi merajalela. Tanggung jawab utama terhadap pekerjaan diabaikan. Persahabatan juga diukur dengan materi,. sehingga ketulusan dan pengorbanan tidak hadir dalam persahabatan itu. Lebih disayangkan lagi jika kehidupan persekutuan di gereja juga selalu diukur dengan materi. Pelayanan di gereja tidak dijalani dengan sukacita dan pengorbanan, tetapi sudah memiliki kepentingan (terselubung) untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Berjuang dalam Doa dan Karya
(Kolose 2:6-19 ; Lukas 11:1-13)
Perjuangan adalah sebuah keniscayaan yang harus dijalani manusia di tengah kehidupan. Tanpa perjuangan, manusia tidak akan mampu keluar dari setiap pergumulan hidupnya dan juga akan sulit untuk meraih setiap harapannya di masa depan. Bagi umat Kristen semboyan “Ora et labora”(berdoa dan bekerja) menjadi salah satu prinsip utama dalam menjalani proses kehidupannya di dunia,namun sayangnya dalam menerapkan prinsip ini umat Kristen seringkali bersikap ‘pasif’ dan bahkan ‘membabi buta’. ‘Kepasifan doa’ itu bisa nampak dalam suasana ketidakberdayaan umat untuk menerima jawaban/tanggapan Tuhan, sehingga menerima begitu saja setiap jawaban Tuhan atas doanya. Seakan-akan tidak ada daya juang yang ditunjukkan umat lewat kengototannya dalam meminta kepada Tuhan (berdoa). Di sisi lain, sikap keras kepala dalam meminta kepada Tuhan jangan sampai membuat umat terjatuh pada kesombongan rohani. Merasa bahwa umat mampu tawar menawar dengan Tuhan maka bisa menentukan arah keputusan dan jawaban Tuhan. Doa bukanlah tujuan utama, melainkan sarana bagi umat untuk menghayati relasinya bersama Tuhan. Berjuang dan memperjuangkan apa yang didoakan adalah wujud kemelekatanrelasi antara umat dengan Tuhan.
Kusambut Yesus dengan Kasih dan Pengabdian
Lukas 10:38-42
Yesus Kristus, Tuhan kita, telah menjadi Juru Selamat kita. Ia telah rela menderita dan bahkan mati di kayu salib untuk mendatangkan keselamatan bagi kita, umat yang berdosa. Ia telah membayar lunas hutang kita atas dosa dengan darah dan nyawa-Nya, sehingga kini kita telah dibenarkannya dan keselamatan yang sempurna menjadi bagian kehidupan kita kelak. Semua ini dilakukan Yesus karena Ia sungguh mencintai dan mengasihi kita. Sekalipun kita telah berdosa dan mengecewakan-Nya, Ia tetap setia kepada kita.